Hal tersebut merujuk pada Surat Keputusan (SK) KONI Pusat No. 72 Tahun 2018.
"Kalau sesuai dengan SK KONI Pusat seharusnya ada cabang olahraga bola tangan," ujar Andi.
"Bola tangan adalah olahraga yang sudah go international, seperti SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade, seharusnya ini (bola tangan) dimasukkan," kata dia.
Andi pun mengklaim bahwa biaya operasional yang dibutuhkan untuk menggelar cabang bola tangan tidak besar.
Sebab kebutuhan lapangan bola tangan hampir sama ukurannya dengan lapangan futsal.
Andi pun juga mengaku bahwa fasilitas kebutuhan pertandingan bola tangan pada Asian Games 2018 masih bisa digunakan untuk PON 2020.
Baca Juga : Pemain Denmark Ini Sebut Penampilan Kento Momota Nyaris Sempurna
"Kami sudah berkoordinasi mengenai peralatan, juga tidak perlu beli," kata Andi.
"Pemerintah sudah belikan pada saat pelaksanaan Asian Games 2018, sebenarnya tidak perlu menghapus cabang olahraga bola tangan di PON 2020," kata Andi lagi.
Sebagai langkah berkelanjutan menghadapi keputusan tersebut, Andi pun tengah merundingkan dengan Kemenpora selaku induk tertinggi olahraga Indonesia agar cabang bola tangan tetap dipertandingkan pada PON 2020 di Papua.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Antara |
Komentar