Pada dua final ganda putra yang berurutan dimenangkan olen Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjata Sukamuljo pada 2017 dan 2018, Herry juga turut mendampingi.
Meskipun Ahsan/Hendra kini berstatus pemain profesional, mereka masih mengikuti latihan di pelatnas dibawah pimpinan Herry Iman Pierngadi
Saat bertanding, jika Herry tak sedang mendampingi pemain pelatnas, ia pasti mendampingi Hendra/Ahsan bertanding.
"Mereka punya mental juara, walaupun kondisinya nggak prima dan ketinggalan pada gim pertama, memang mental juaranya kelihatan. Pemain Malaysia 'goyang' banget, terutama pada gim ketiga," kata Herry seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
Baca Juga : All England Open 2019 - Jepang dan China Bersaing di 2 Nomor pada Partai Final
"Pada gim kedua, lawan masih (memberi perlawanan). Lalu saat mau tersusul, Ahsan/Hendra sempat 'goyang', saya bilang, terus dulu, masih bisa. Saat Ahsan/Hendra terus unggul, lawannya 'goyang', ucap Herry Iman Pierngadi.
Herry mengakui bahwa sebelum pertandingan dia merasa peluang kemenangan Ahsan/Hendra 50-50 karena kondisi cedera Hendra.
"Saya tidak tahu apakah dia bisa main atau tidak. Kemarin dia bilang, jalan saja pincang. Saat kalah pada gim pertama, kondisi cedera Hendra tidak terlalu parah. Pada gim kedua, dia sudah mencoba bergerak, tampak dari wajah Hendra yang sangat ingin mencoba melawan cedera," aku Herry.
Setelah All England, Ahsan/Hendra dikabarkan tetap akan mengikuti turnamen Swiss Open Super 300 yang digelar 12-17 Maret.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia.org |
Komentar