Bertanding dengan kondisi tidak 100 persen fit tidak hanya dilakoni Ahsan/Hendra pada laga melawan Kamura/Sonoda.
Saat menjalani pertandingan final kontra Aaron Chia/Soh Wooi Yik, kondisi betis Hendra juga masih terganggu.
Hendra mengalami cedera di betisnya setelah salah melakukan pendaratan pada gim kesatu melawan Kamura/Sonoda.
Namun, alih-alih tampil buruk, Ahsan/Hendra justru mampu menyajikan permainan apik nan efektif.
Bahkan, saat tertinggal satu gim lebih dulu dari Chia/Soh pada laga final, Ahsan/Hendra mampu menunjukkan kelas mereka.
The Daddies berbalik menang dan merengkuh gelar juara All England Open 2019.
Baca Juga : Susy Susanti Mengaku Menangis Lihat Perjuangan Ahsan/Hendra pada Babak Final
4. Gelar juara All England Open kedua setelah tahun 2014
Gelar juara All England Open tahun ini bukanlah yang pertama bagi Ahsan/Hendra.
Pada All England Open 2014, Ahsan/Hendra juga berhasil naik ke podium kampiun.
Kala itu, Ahsan yang baru berusia 26 tahun dan Hendra berusia 29 tahun menggenggam gelar juara setelah memenangi perang saudara atas Marcus Fernaldi Gideon/Markis Kido, 21-7, 21-12.
5. Gelar turnamen BWF ke-12 sepanjang karier
Selain menambah titel kampiun All England Open, kemenangan Ahsan/Hendra pada laga final All England Open 2019 sekaligus memperpanjang daftar raihan juara turnamen BWF mereka selama menjadi tandem.
Berdasarkan catatan BolaSport.com, Ahsan/Hendra kini sudah meraih 12 gelar juara turnamen BWF.
Sebelumnya, The Daddies berhasil menjuarai Singapore Open 2018, Thailand Masters 2016, BWF Superseries Finals 2015, Malaysia Open 2015, Hong Kong Open 2014, All England Open 2014, BWF Superseries Finals 2013, Japan Open 2013, Singapore Open 2013, Indonesia Open 2013, dan Malaysia Open 2013.
View this post on InstagramSeperti ini penjelasan hukuman dalam bulu tangkis. . #badminton #bulutangkis
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar