Araibi sebelumnya menjadi buronan negaranya pada tahun 2014.
Ia dituduh merusak kantor polisi dan kerap mengkritik Presiden AFC, Sheikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa, anggota keluarga penguasa dan sepupu Raja Bahrain.
Dihadapkan hukuman penjara 10 tahun, Araibi kemudian lari dan mengungsi ke Australia di mana ia melanjutkan karier di klub divisi kedua, Pascoe Vale.
Bagai belut kena ranjau, akhirnya Araibi tertangkap juga oleh interpol suruhan pemerintah Bahrain.
It’s a wonderful and awesome feeling to gain all this respect in my citizenship ceremony, I’m really proud to see Marise Payne minister of foreign Affairs & other government representatives participating in my ceremony it make me feel secure.#hakeemsaved pic.twitter.com/cZNzznyRON
— Hakeem Alaraibi (@hakeem07746464) 11 March 2019
Araibi ditangkap saat berbulan madu dengan istrinya pada November 2018 di Thailand.
Pada Februari 2019 lalu, Araibi menjalani persidangan untuk memutuskan di pengadilan tinggi Thailand usai menjalani masa penahanan selama 76 hari.
Saat digiring ke ruang pengadilan Araibi dalam keadaan terborgol pada dua kakinya.
Baca Juga: FIFA Intens Kontak AFC soal Pemain Bahrain yang Ditangkap di Thailand
Beberapa aktivis dan warga negara Australia turut datang untuk mendukung Araibi pada persidangan itu.
Salah satu yang hadir dalam memberikan dukungan adalah mantan kapten timnas Australia, Craig Foster.
Setelah sempat diancam akan diekstradisi, Araibi resmi dibebaskan dan dikembalikan ke Australia yang bersedia menampungnya.
Lihat postingan ini di InstagramSeperti ini penjelasan hukuman dalam bulu tangkis. . #badminton #bulutangkis
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | sbs.com.au, guardian.co.uk |
Komentar