Ketua KPSN, Suhendra Hadikuntono, menampik klaim Yesayas saat dihubungi secara terpisah.
Suhendra menjelaskan kalau KPSN didirikan atas dasar rasa keprihatinan yang mendalam atas prestasi sepak bola nasional yang tidak mampu bersaing baik di tingkat regional maupun dunia, dan salah satu penyebabnya adalah maraknya match-fixing.
Suhendra berkata bahwa tujuan KPSN bukan membuat Edy Rahmayadi mundur tetapi memberantas match-fixing dan melakukan perubahan terhadap PSSI ke arah yang lebih baik. Bahwa kemudian ada yang mundur, kata Suhendra, itu adalah sebuah konsekuensi dari perjuangan.
Selain itu, KPSN dibentuk demi mengembalikan PSSI ke khittah-nya pada 19 April 1930 di Yogyakarta, yakni sebagai alat perjuangan dan pemersatu bangsa serta sarana menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju melalui prestasi sepak bola nasional.
“Bahwa dalam perjuangan ke arah PSSI yang lebih baik itu ada pihak-pihak yang menjadi korban, misalnya Ketua Umum mundur atau Plt Ketua Umum menjadi tersangka, itu konsekuensi perjuangan," tutur Suhendra.
"Revolusi kadang-kadang memang menelan anak kandungnya sendiri,” ujar Suhendra lagi.
Baca Juga : VIDEO - Kebobolan Serupa Timnas Argentina dengan Timnas U-23 Indonesia
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar