BOLASPORT.com - Nama Richarlison terus mengangkasa bersama timnas Brasil. Popularitas dan performa pemain Everton ini bahkan mulai menggusur kehebatan Philippe Coutinho di Tim Samba.
Walau tak mencetak gol, Richarlison tampil impresif saat Brasil bermain imbang 1-1 kontra Panama pada Sabtu (23/3/2019).
Richarlison mendapatkan nilai 7 dari media Brasil, Oglobo, pada laga tersebut.
Rating itu tertinggi dari para pemain yang turun di Estadio Dragao pada laga persahabatan internasional tersebut.
"Ia berulang kali berusaha menembus pertahanan Panama dengan kekuatan dan semangat juangnya walau mungkin bisa lebih menusuk ruang yang dibuka oleh pergerakan Firmino," tulis Oglobo.
Walau masih berusia 21 tahun, Richarlison sudah diplot sebagai starter untuk Copa America 2019 yang akan bergulir Juni nanti.
Ia mulai tak tergantikan bersama timnas Brasil.
Penyerang asal Everton tersebut merupakan top scorer Brasil setelah Piala Dunia dengan 3 gol.
Baca Juga : Tak Seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, Neymar adalah Pria Manja
Richarlison mencetak dua gol pada kemenangan besar Brasil terakhir, yakni 5-0 kontra El Salvador pada September 2018.
Ia juga menjadi pencetak gol terakhir Tim Samba tahun 2018 saat membobol gawang Kamerun pada laga persahabatan, November 2018.
Walau jumlah golnya pada periode waktu tersebut sama dengan Neymar, ketiga gol bintang asal Paris Saint-Germain itu datang dari titik penalti.
Top Scorer Brasil seusai Piala Dunia:
3 - Richarlison, Neymar
1 - Philippe Coutinho, Roberto Firmino, Gabriel Jesus, Marquinhos, Miranda, Alex Sandro
Pada saat bersamaan, Tite juga berbicara mengenai performa Philippe Coutinho yang tak bisa berbuat banyak kendati diturunkan selama 90 menit kontra Panama.
Coutinho hanya sekali mencetak gol (kontra El Salvador) dari enam laga memperkuat timnas Brasil seusai Piala Dunia 2018.
Akan tetapi, Tite membela penampilan pemain yang dirumorkan bakal dilepas Barcelona pada akhir musim tersebut.
Baca Juga : Soal Kasus Ezra Walian, Italia Pernah Pakai Pemain 'Bermasalah' di Piala Dunia 2014
"Coutinho menciptakan standar yang sangat tinggi dan ia kini menjadi korban dari ekspektasi tersebut," ujarnya.
"Kami tahu apa yang bisa ia lakukan, kualitas dan tingkat kedewasaannya tinggi. Ia adalah pemain yang bisa diandalkan."
Coutinho pun menghadapi masa depan yang jauh dari pasti di level klub setelah ia bukan lagi nama pertama di line up Barcelona.
Bahkan, agen sang pemain, Kia Joorabchian dan Giuliano Bertolucci, dikabarkan sudah menawarkan sang pemain ke beberapa klub Liga Inggris karena ia kunjung tak mendapat tempat di tim utama Barca.
Brasil yang duduk di peringkat ketiga dunia ditahan imbang 1-1 oleh Panama yang menempati peringkat ke-76.
Brasil harus puas dengan skor 1-1 walau menguasai 72 persen penguasaan bola dan lawan hanya mencatatkan 1 tembakan sepanjang 90 menit duel di Porto, Portugal, tersebut.
Baca Juga : Barcelona Minta Rp1,6 Triliun bagi yang Ingin Gaet Philippe Coutinho
Pertandingan ini memutus enam kemenangan beruntun Brasil setelah Piala Dunia 2018.
Hasil tersebut historis bagi Panama yang berhasil menghindar dari kekalahan kontra Brasil untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Tim Samba juga terlihat mulai kendur dengan laga kontra Panama menjadi keempat kalinya secara beruntun mereka hanya berhasil mencetak 1 gol per pertandingan.
Sebelum ini, Brasil hanya menorehkan kemenangan dengan sebiji gol masing-masing lawan kontra Argentina, Uruguay, dan Kamerun.
Sebenarnya, performa Brasil dimaklumi karena Tite memakai serangkaian laga persahabatan tadi untuk mengintegrasikan beberapa pemain muda ke Tim Samba.
Baca Juga : Philippe Coutinho Akui Dirinya Tidak Bermain Maksimal di Barcelona
Sang pelatih ingin memastikan skemanya bekerja optimal demi memaksimalkan talenta-talenta pemain muda dalam diri Richarlison, Arthur Melo, dan Lucas Paqueta.
Tujuan akhir Tite adalah agar timnya siap untuk menghadapi Copa America 2019 yang akan bergulir pada 14 Juni 2019.
Laga kontra Panama dan partai berikutnya melawan Republik Ceska pada Selasa (26/3/2019) adalah yang terakhir bagi Brasil sebelum ke turnamen tersebut.
Seusai laga, Tite pun mengakui bahwa integrasi para pemain muda di posisi gelandang-penyerang dalam diri Richarlison, Paqueta, dan juga Arthur Melo butuh waktu jika timnas Brasil ingin membenahi masalah kreativitas yang mereka alami.
Brasil menurunkan tim dengan rataan umur 25,3 tahun saat bersua Panama.
"Kami mencapai tahap di mana kami ingin memberikan kesempatan kepada atlet-atlet muda berbakat," tutur Tite kepada Terra.
"Performa ini normal. Kami ingin mengambil keputusan paling tepat saat Copa America bergulir. Ekspektasi saya adalah tim ini harus lebih kreatif," lanjutnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Oglobo |
Komentar