Neta juga berharap pengusutan tuntas terhadap kasus yang melibatkan tokoh PSSI seperti IB dan HS.
"Tidak hanya itu (IB dan HS). Sejumlah pihak dan tokoh terkenal di atas Jokdri yang selama ini disebut-sebut terlibat dalam aksi pengaturan skor dan judi bola juga harus diusut dan ditahan agar sepak bola nasional bersih dari suap, judi, dan pengaturan skor," kata Neta.
Tak ketinggalan pula, lanjut Neta, nama-nama lain yang diduga terlibat kasus match-fixing lainnya seperti yang terungkap dalam program Mata Najwa pasca-penetapan Jokdri sebagai tersangka, antara lain YN, anggota Komite Eksekutif PSSI.
Satgas, masih kata Neta, jangan membiarkan Jokdri pasang badan seorang diri.
"Sebab itu, orang-orang penting di atasnya seperti ADS, NDB, dan dan lain-lain harus segera menjadi target Satgas demi membersihkan sepak bola nasional dari aksi Mafioso," tutur Neta lagi.
Baca Juga : Joko Driyono Ditahan Selama 20 Hari, Ini Pernyataan Sikap dari PSSI
IB, Wakil Ketua Umum PSSI yang pernah menjabat Kepala Staf Ketua Umum PSSI sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Arema FC, diduga juga terlibat kasus match-fixing.
Satgas Antimafia Bola Polri menemukan adanya aliran dana kepada IB dan jajarannya ketika masih menjabat sebagai Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) tahun 2009.
Kasus ini bermula dari laporan Manajer Perseba Bangkalan, Imron Abdul Fattah, pada babak delapan besar Piala Soeratin 2009.
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar