Racikan Benitez berhasil mematikan Lionel Messi yang kala itu masih berusia 19 tahun.
Baca Juga : Cristiano Ronaldo Junior: Martunis adalah Teman Terbaik Ayah Saya
"Benitez adalah sosok yang hebat dalam meramu tim tanpa melihat nama besar," tutur Boudewijn Zenden.
"Ia hanya menyusun tim yang mungkin bakal memenangi laga," kata Zenden menambahkan.
Zenden mengatakan pada saat itu, taktik yang digunakan Benitez adalah menggeser Alvaro Arbeloa dari posisi alaminya sebagai bek kanan menjadi bek kiri.
Baca Juga : Pondasi Permainan Terbentuk, Klopp Pede Liverpool Sapu Bersih Gelar
Menurut Zenden, hal tersebut efektif menghalangi pergerakan Messi yang terus meliuk-liuk sebagai sayap kanan.
"Strategi Benitez itu membantu kami meredam bahaya yang bisa dihadirkan Messi," ujar Boudewijn Zenden.
"Apakah Anda selalu menurunkan 11 pemain terbaik Anda atau menurunkan 11 pemain yang berpeluang menang? Cara itu yang digunakan Benitez untuk menghadapi setiap lawan," ucap Zenden menambahkan.
Baca Juga : Jadi Anak Angkat Ronaldo, Martunis Ungkap 3 Permintaannya yang Dikabulkan
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | mirror.co.uk |
Komentar