BOLASPORT.COM - Tanggal 1 April diperingati sebagai hari spesial. Di beberapa negara, termasuk Indonesia merayakan apa yang disebut sebagai April Mop.
Asal-usul hari april mop memang simpang siur. Ada kepercayaan yang menganggap april mop lahir dari Prancis dari penyebutan "Poisson d'Avril" atau "April Fish" pada abad ke-16.
Ketika itu awal tahun berganti dirayakan pada akhir Maret (atau 1 April) menjadi dirayakan pada setiap 1 Januari. Para kaum tradisionalis yang bersikeras tetap merayakan tahun baru pada 1 April dijadikan subyek ejekan.
Meski tidak jelas secara asal-usulnya, hari April Mop selalu diperingati tiap tahun.
Bahkan pada hari tersebut, orang-orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain.
Berbicara soal April Mop yang diperingati setiap 1 April, dunia sepak bola juga sempat dihebohkan dengan berita yang sifatnya lelucon.
Baca Juga : Messi: Anak Saya Sampai Bertanya Mengapa Saya Ingin 'Dibunuh' di Argentina
Khususnya bagi publik Asia Tenggara, berita ini cukup menghebohkan.
Pada 1 April 1984, striker asal Singapura Fandi Ahmad yang saat itu masih bermain di Groeningan diberitakan menjadi rekrutan baru Manchester United oleh harian Inggris, Sunday Times.
Bahkan sebagai penghormatan, Fandi bakal memainkan laga pertamanya berbaju Manchester United pada partai persahabatan melawan Groeningen pada 31 Juni 1984
Berita ini ditanggapi serius oleh harian Singapura, The Straits Times, yang menerbitkan satu halaman penuh cerita Fandi yang akan berlabuh ke Manchester United.
Kabar ini meluas, hingga salah satu agensi berita Malaysia, Bernama bahkan sampai menarik kembali berita yang terlambat.
Keesokan harinya, surat kabar-surat kabar tersebut menyadari berita tersebut adalah hoaks dan mengumumkan jika hal itu adalah lelucon belaka.
Fandi Ahmad memang menjadi salah satu pesepak bola Asia Tenggara yang cukup moncer di Eropa kala itu saat membela Groeningen.
Sempat terkendala pada awal-awal kariernya di Belanda, bahkan ia harus menempi selama 10 pekan karena cedera, Fandi tidak menyerah.
Ia mencetak dua gol pada debutnya di Eredivisie saat Groeningen menang 2-0 atas Go Ahead Eagles. Pada musim itu, Fandi terpilih sebagai pemain paling terkenal dan paling banyak skill pilihan fans.
Menurut data Wikipedia, Ia mencetak 11 gol dari 36 laga saat membela tim Eredivisie sejak 1983-1985.
Sebelum memutuskan ke Groeningen, Fandi Ahmad sempat bermain untuk klub Indonesia, Niac Mitra dan berhasil mempersembahkan titel Liga Galatama antara 1982-1983.
Baca Juga : Legenda Timnas Australia dan Everton Putuskan Gantung Sepatu
Niac Mitra juga sempat melawan Arsenal dalam sebuah partai persahabatan di gelora 10 November, dan Fandi turut mencetak gol dalam kemenangan 2-0.
Hingga kini Fandi masih dikenang sebagai legenda Niac Mitra, meski klub yang bermarkas di Surabaya itu bubar pada 24 September 1990.
Fandi Ahmad kini meniti karier di kepelatihan dan menjadi pelatih timnas senior Singapura sejak 2018.
Pada Piala AFF 2018 lalu, pasukan Fandi Ahmad berhasil mengalahkan Indonesia 1-0 meski tidak lolos dari fase grup B.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar