Dia bahkan membandingkan bahwa hal-hal seperti itu juga sudah wajar terjadi saat teknologi mata elang belum diterapkan di dunia bulu tangkis.
"Itu adalah sesuatu yang wajar sebelum (teknologi) mata elang tersedia," kata Tai.
"Jadi, kami (pemain) masih harus tetap berkonsentrasi dengan apa yang kami lakukan di lapangan," kata dia lagi.
Reaksi Tai ini tentu berbeda dari tunggal putra China, Lin Dan, pada tempo hari lalu, tepatnya pada hari kedua Singapore Open 2019.
Dimana kala itu Lin Dan yang sedang berhadapan dengan Viktor Axelsen (Denmark) pada babak kesatu Singapore Open 2019, memutuskan mundur setelah beberapa kali tidak setuju dengan keputusan salah satu hakim garis asal India, Girish Natu.
Lin Dan juga sempat menyatakan bahwa laga besar antara mantan juara dunia harusnya tidak dipertandingkan di lapangan empat, tetapi di lapangan satu yang memiliki teknologi mata elang.
Meski begitu, keputusan mundurnya Lin Dan saat itu direstui oleh wasit setelah dia mengaku kram pada bagian paha kaki kirinya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | tnp.sg |
Komentar