Pada pertemuan sebelumnya, Kejuaraan Beregu Campuran Asia (Tong Yun Kai Cup) 2019, Rizki/Ketut menang mudah atas pasangan Thailand tersebut dengan skor 21-13, 21-11.
"Hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, tetapi per individu ada evaluasi plus minus yang harus dikaji lagi bersama-sama. Contohnya, kenapa Rizki/Ketut bisa kalah dari Della/Tania? Greysia/Apriyani bisa kalah dari Rizki/Ketut?" kata Eng Hoan seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Kenapa Rizki/Ketut bisa kalah begitu drastisnya di Singapura, skornya jauh? Kenapa Rizki/Ketut kok performanya naik-turun, di Tong Yun Kai Cup menang, tetapi di Singapura bisa kalah dengan skor telak? " ucap Eng Hian.
Baca Juga : Link Live Streaming Perempat Final Singapore Open 2019 - Marcus/Kevin Jumpai Fajar/Rian Lagi
Meski begitu, Eng Hian mengakui ada tren positif dari ganda putri Indonesia dengan munculnya persaingan dalam pelatnas.
"Seorang Tania yang baru dipasangkan dengan Della, dia baru naik dari level junior, bisa mengalahkan seniornya. Ada evaluasi buat yang mengalahkan dan yang dikalahkan," ujar Eng Hian.
"Saat Rizki/Ketut menang dari Greysia/Apriyani, saya pikir ini adalah momentum untuk Rizki/Ketut melangkah lebih jauh. Tetapi, kenapa pada saat di babak selanjutnya mainnya bisa drop sekali? Mungkin ada faktor kepuasan bisa mengalahkan teman sendiri?" aku Eng Hian.
Pada ajang India Open 2019, prestasi tertinggi tim ganda putri Indonesia diraih Greysia/Apriyani yang meraih gelar juara.
Pada Malaysia Open 2019, Rizki/Ketut mencapai babak perempat final sebelum akhirnya dikalahkan oleh Li Yinhui/Du Yue (China), dengan skor 18-21, 16-21.
"Saya melihatnya lebih ke faktor non teknis, tidak stabil. Kalau stabil contohnya seperti Greysia/Apriyani, mereka lebih banyak ke faktor teknik. Misalnya kemarin si A di posisi menyerang lagi kenapa, defense lagi kenapa," ujar Eng Hian.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia.org |
Komentar