BOLASPORT.COM - Pahlawan nasional wanita Indonesia, R. A. Kartini, telah menjadi teladan bagi banyak orang, tidak terkecuali untuk dua atlet wanita ONE Championship asal Tanah Air, Dwi Ani Retno Wulan dan Priscilla Hertati Lumban Gaol.
R. A. Kartini merupakan inspirasi bagi Dwi Ani Retno Wulan dan Priscilla Hertati Lumban Gaol yang sedang bersiap untuk mengaktualisasikan diri mereka dalam ajang mixed martial arts (MMA).
Mereka berkaca pada perjuangan Kartini zaman dahulu yang mengupayakan pendidikan bagi anak perempuan dan kesetaraan gender.
Oleh karena itu, hari kelahiran Kartini pada tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Baca Juga : Stefer Rahardian dan Anthony Engelen Ungkap Cara Hadapi Bullying
Pejuang emansipasi wanita yang lahir di Jepara ini menjadi sosok istimewa di hati Dwi Ani Retno Wulan.
Dwi, atlet asal Rembang, Jawa Tengah, menganggap Kartini spesial karena tanah kelahirannya ini adalah sebuah daerah yang menjadi lokasi peristirahatan terakhir bagi Kartini.
"Beliau menginspirasi saya untuk tidak pernah menyerah," kata Dwi Ani Retno Wulan seperti dikutip BolaSport.com dari ONE Championship.
"Saya tidak pernah merasa malu ketika saya kalah dalam suatu pertandingan."
"Kekalahan hanya berarti bahwa saya harus lebih keras berjuang," tutur atlet berusia 20 tahun itu.
Baca Juga : Priscilla Lumban Gaol Incar Kemenangan Pembuka 2019 di ONE: For Honor
Perjuangan Kartini kini telah banyak menginspirasi warga di Jawa Tengah.
Dalam ajang bela diri, banyak perempuan yang kini telah terjun dalam cabang olahraga kickboxing, taekwondo maupun muay thai.
"Perjuangan beliau sangat menginspirasi saya. Saya dapat berada di posisi sekarang tentu berkat peran beliau," ujar Dwi Ani Retno Wulan.
"Saya juga sering menyempatkan diri untuk ziarah ke makam beliau karena kebetulan lokasinya dekat," ucap Dwi lagi.
Pada hari Kartini, Dwi mengambil kesempatan untuk berterima kasih pada ibunya, sosok perempuan yang merupakan Kartini di era modern bagi dirinya.
"Beliau wanita yang berjuang untuk saya dan untuk anak-anaknya tanpa pamrih, tanpa mengenal lelah, dan tanpa sedikit pun mengeluh hingga anaknya berhasil," kata Dwi Ani Retno Wulan.
"Ibu adalah Kartini-ku, pahlawanku yang menyemangati setiap saat untuk bangkit dan tidak takut gagal," ucap Dwi menambahkan.
Sementara itu, atlet wanita andalan Indonesia yang akan bertanding di ajang ONE: For Honor pada tanggal 3 Mei mendatang di Jakarta, Priscilla "Thathie" Hertati Lumban Gaol, ikut menyampaikan pandangannya.
"Thathie" mengaku bahwa apa yang dinikmatinya sebagai atlet saat ini tak lepas dari perjuangan pada masa lampau, terutama yang dilakukan oleh seorang Kartini.
"Sosok Kartini di mata saya adalah seorang pejuang emansipasi wanita dan inspirasi bagi wanita Indonesia," ujar Priscilla, yang menambahkan bahwa kebebasan perempuan untuk meraih mimpi di berbagai jalur kini bukanlah sesuatu hal yang mustahil.
"Thathie" sendiri mantap dalam memilih jalur bela diri yang notabene adalah olahraga didominasi pria.
Baca Juga : Rekor Baru ONE Championship, 41,9 Juta Orang Saksikan ONE: A New Era
Tanpa adanya peran dan perjuangan Kartini, mungkin para perempuan Indonesia belum dapat menikmati kebebasan seluas sekarang.
"Perjuangan beliau sudah menghasilkan kebebasan bagi perempuan untuk memilih dan berkembang," ujar Priscilla Hertati Lumban Gaol.
"Saat ini Indonesia dan rakyatnya sudah mendukung perempuan untuk mencapai impian tanpa batas," tambah atlet berusia 30 tahun yang mengagumi sosok Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, sebagai Kartini era modern karena ketegasannya dalam mengambil keputusan.
Priscilla, yang akan kembali membawa bendera Indonesia pada gelaran ONE: For Honor di Istora Senayan ini kini dikenal sebagai salah satu atlet perempuan tertangguh dalam divisi atomweight.
Sepanjang tahun 2018, dia memenangi lima dari enam laga yang dilakoni, yang sekaligus membuatnya menjadi atlet tersibuk sepanjang tahun lalu.
Meski demikian, perjalananya menuju karier yang gemilang tidak diraih dengan mudah.
Baca Juga : ONE Championship Umumkan Kerja Sama dengan Organsisasi MMA Dunia
Mantan atlet Wushu yang telah memberikan medali bagi Indonesia ini sempat terhambat lantaran orang tuanya tidak memberikan restu baginya.
"Diterima dan didukungnya saya sebagai seorang atlet MMA (Mixed Martial Arts) oleh orang tua dan keluarga adalah peristiwa yang tidak dapat saya lupakan," kata Priscilla.
"Hal itu adalah salah satu kejadian paling emosional bagi saya," ucap Priscilla lagi.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | onefc.com |
Komentar