"Saya harus berhati-hati dengan serangan baliknya, karena faktor tinggi badannya."
"Saya tidak akan bermain-main," ucap Sam-A melanjutkan.
Walau sempat khawatir akan lawannya, Sam-A sangat yakin bahwa dirinya akan memenangi gelar juara dunia berkat persiapannya.
Salah satu hal menarik dari Sam-A adalah kerendahan hatinya, meskipun dia memiliki pengalaman bertarung jauh lebih banyak dari lawannya, Jonathan.
Baca Juga : Rekor Baru ONE Championship, 41,9 Juta Orang Saksikan ONE: A New Era
Sam-A meningkatkan intensitas latihannya dan membuat sebuah rencana pertandingan bersama pelatihnya, seorang juara dunia legendaris lainnya bernama Nonthachai Sit-O.
"Dia mendorong saya sangat keras! Dia masih mengajar saya dan memastikan bahwa setiap teknik saya tetap tajam," ujar Sam-A Gaiyanghadao.
"Rencananya adalah untuk maju karena Jonathan tidak mungkin sekuat itu ketika dia mundur."
"Saya harus menjadi seorang agresor dan menyerang pertama kali," tutur Sam-A lagi.
Sam-A juga mempertahankan staminanya dengan mencampur menu latihannya dengan metode modern dan sebuah latihan body conditioning ala Muay Thai yang telah dia gunakan selama lebih dari 30 tahun.
"Senin, Rabu, Jumat, kita berlatih dua kali sehari dengan gaya Muay Thai," kata Sam-A Gaiyanghadao.
"Selasa dan Kamis saya melakukan latihan untuk kekuatan, serta memastikan saya tetap aktif di akhir minggu dengan cara saya sendiri."
"Pada umur saya, saya menemukan bahwa strength and conditioning sangatlah penting bagi tubuh saya untuk mencegah cedera dan tetap kuat."
"Saya berumur 35 tahun, tetapi tetap merasa luar biasa!" tutur Sam-A menambahkan.
Sam-A Gaiyanghadao harus dapat memastikan bahwa dia berada dalam kondisi puncak ketika menghadapi Jonathan, yang 13 tahun lebih muda dari dirinya dan sangat agresif di dalam ring.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | onefc.com |
Komentar