BOLASPORT.COM - Empat wakil tunggal putri Indonesia tak dapat melanjutkan langkah pada Kejuaraan Asia 2019 (Badminton Asia Championships) 2019.
Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani, Ruselli Hartawan dan Choirunnisa harus mengakui keunggulan lawan-lawan mereka dalam turnamen setara Super 500 tersebut.
Ruselli Hartawan dan Fitriani harus angkat koper pada babak pertama. Ruselli dikalahkan Kim Ga-eun (Korea Selatan ), dengan skor 12-21, 19-21, sedangkan Fitriani diadang pemain Malaysia, Soniia Cheah, dengan skor 12-21, 10-21.
"Ruselli di awal mainnya terlalu terburu-buru. Bola pengembaliannya banyak yang out dan mati sendiri," kata asisten pelatih tunggal putri Indonesia, Minarti Timur, seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Pada gim kedua, sudah lumayan. Poinnya ramai terus sampai 15-15 lalu 19-19. Tetapi, saat poin kritis tidak sabar. Menyerang tapi kurang akurat, malah jadi bumerang," kata Minarti Timur.
Minarti menilai bahwa Fitriani tak tampil di permainan terbaiknya sehingga ia tidak bisa mengembangkan permainan dan tertinggal jauh dari Cheah.
Padahal dalam tiga pertemuan terakhir dari total empat pertemuan sebelumnya, pertarungan Fitriani dan Cheah selalu berlangsung ramai hingga tiga gim. Fitriani kali ini kalah straight game dengan skor cukup telak.
"Kalau Fitri, dia kurang cepat mengantisipasi dan adaptasi dengan bola yang berat, sedangkan lawan bisa langsung in dari poin-poin awal. Lawan bermain bagus sehingga Fitri tidak bisa keluar dari tekanan," ujar Minarti.
Baca Juga : Jadwal Perempat Final Singapore Open 2019 - Marcus/Kevin dan 2 Wakil Lain Jadi Harapan Indonesia
"Fitri tidak bisa mengembangkan permainannya. Fitri harus fokus ke persiapan sebelum pertandingan dan pola permainan yang akan diterapkan. Dia juga harus lebih percaya diri," tutur Minarti.
Sementara itu, dua wakil tunggal putri lagi dihentikan para unggulan pada babak kedua.
Choirunnisa dikalahkan unggulan keempat asal India, Pusarla Venkata Sindhu, dengan skor 15-21, 19-21.
Pada babak pertama, Choirunnisa menundukkan Lee Ying Ying (Malaysia), dengan skor 21-17, 21-15.
"Nisa bisa mengeluarkan apa yang sudah dilatih dan bisa menang lawan Lee Ying Ying dengan straight game. Lee Ying Ying juga pemain bagus. Nisa bisa memberikan perlawanan ke Sindhu, walaupun akhirnya kalah, padahal sempat unggul 19-17 pada gim kedua," ucap Minarti.
"Ini menjadi suatu pengalaman berharga buat Nisa, bertanding melawan tunggal putri Top 10 dunia. Nisa perlu menambah kecepatan, kekuatan dan fokus di poin akhir, juga jam terbang."
Baca Juga : Jepang Belum Tentu Jadi Juara meski Berstatus Unggulan Pertama pada Piala Sudirman 2019
Gregoria belum bisa memetik kemenangan atas Chen Yufei. Ia harus kembali mengakui keunggulan wakil tuan rumah tersebut dengan skor 21-15, 14-21, 15-21.
Sempat mencuri pada goimrtama, penampilan Gregoria terus menurun pada gim kedua dan sempat bangkit pada gim penentuan.
Namun,Chen yang terus menekan, akhirnya menghentikan perlawanan Gregoria.
"Penampilan Gregoria lumayan, di game pertama dia bisa mengeluarkan permainannya. Tapi di game kedua saat lawan mempercepat tempo permainan, dia tertekan terus," ucap Minarti.
"Pada gim ketiga, dia bisa mengimbangi lawan. Tetapi, lawan lebih percaya diri dan menekan terus. Gregoria harus kuat dan lebih lincah di lapangan," tutur Minarti.
Baca Juga : Link Live Streaming Kejuaraan Asia 2019 - Marcus/Kevin di Court 1
Setelah mengikuti Kejuaraan Asia 2019, Gregoria, Fitriani dan Ruselli akan langsung terbang ke Auckland, Selandia Baru, untuk mengikuti turnamen New Zealand Open 2019.
Turnamen level Super 300 ini merupakan turnamen pertama yang menjadi perhitungan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Perhitungan poin terakhir ada pada Kejuaraan Asia 2020.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar