Alhasil, sejak saat itu Bakayoko mulai menjadi sasaran ejekan pendukung Lazio, bahkan sejak pertandingan Lazio kontra Udinese pada tengah pekan lalu.
Baca Juga : Epilog Laga AC Milan Vs Lazio - Keributan dan Trofi Jersey Acerbi
Di sisi lain, tidak adanya sikap tegas dari PSSI-nya Italia (FIGC) terhadap peristiwa rasisme ini juga menimbulkan kekecewaan dari banyak pihak.
Termasuk salah satunya adalah karena tidak adanya usaha untuk menghentikan pertandingan saat ejekan rasialis terus bergema.
Padahal usaha memberi peringatan lewat pengeras suara di San Siro sudah terbukti tidak dapat menghentikan serangan verbal terhadap Bakayoko dan Kessie.
Seperti dikutip BolaSport.com dari Football-Italia, wasit di Liga Italia tidak memiliki wewenang untuk menghentikan jalannya laga apabila muncul yel-yel rasialis.
Keputusan menghentikan jalannya pertandingan dimiliki oleh pengawas pertandingan yang mewakili FIGC serta pihak keamanan.
Alhasil, dengan tidak adanya tindakan tegas yang ditunjukkan oleh FIGC, baik saat pertandingan maupun setelahnya, membuat kubu Milan merasa kecewa.
"Sebelumnya Wakil Menteri Olahraga dan Presiden FIGC mengutuk keras aksi pemain kami dan menuntut adanya sanksi. Tetapi setelah ejekan rasis kemarin, di mana mereka?" sindir Leonardo, General Manager AC Milan, dalam interviu dengan La Gazzetta dello Sport.
Tiemoue Bakayoko sendiri akhirnya dilaporkan tidak berniat untuk bertahan pada musim depan kendati Rossoneri mempertimbangkan untuk mempermanenkannya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | calciomercato.com, football-italia.net |
Komentar