Marin pun mengaku bahwa dia memang sempat merasa putus asa. Namun, dia berhasil segera sadar dan berusaha bangkit secepat mungkin.
"Ketika saya mendengar ACL saya putus, saya sangat sedih, saya menangis. Tapi kemudian saya bilang kepada diri saya sendiri 'baiklah'. Ini sudah terjadi dan saya harus berpikir positif," ucap Marin.
"Proses pemulihannya akan berjalan lama dan saya perlu bersabar. Ini lah yang saya pikirkan sekarang," kata dia melanjutkan.
Selain berhasil memotivasi diri sendiri, Marin pun tak menampik bahwa dukungan orang-orang terdekat sangat membantu dia.
Proses perawatan dengan taraf 'kelas dunia' pun juga diakuinya menjadi salah satu faktor kepercayaan diri Marin untuk mampu kembali mendapatkan kondisi dia 100 persen.
"Saya yakin dengan diri saya sendiri dan orang-orang di belakang saya. Mereka selalu mendukung saya," kata Marin.
"Saya berjalan pada treadmill anti-gravitasi sehingga saya bisa mengontrol seberapa banyak berat badan saya yang ingin saya gunakan saat berjalan disitu," ujar dia.
"Dan juga, saya menjalani perawatan dengan bersepeda dan mencoba berjalan di dlaam kolam renang," ujar dia lagi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF |
Komentar