"Ketika dirimu tinggal di Asti, dirimu membutuhkan bola sepak setiap waktu. Butuh banget. Saya terbiasa bermain di lapangan beraspal di gereja. Enam lawan enam."
"Setiap pemain harus membayar 10 euro, saya akan meminta, meminjam, mencuri dan menabung setiap pekannya agar bisa membayar bagian saya."
Baca Juga : Sejarah Hari Ini - Mengenang Giorgio Chinaglia, Simbol Lazio yang Disangka Santo oleh Putri Donald Trump
"Tim yang menang berhak mendapatkan semuanya. Saya bersumpah, setiap orang di Asti akan datang ke gereja demi bermain: Anak-anak yang mempunyai uang, yang tak punya uang, turis, warga lokal, semuanya."
"Dan setiap pekannya adalah pertarungan. Jika dirimu dijegal dirimu harus berpura-pura untuk tidak memperlihatkan rasa sakit atau orang-orang akan mengejekmu."
"Beginilah saya belajar bermain sepak bola. Ini adalah awal perjalanan saya. Saat dirimu bermain sepak bola seperti itu, kau belajar untuk bermain dengan rasa lapar."
"Jadi, ya. Sekali saja, saya putus asa bermain sepak bola sampai harus mencuri dari seorang pendeta. Dan saya berterima kasih pada Tuhan setiap harinya dari apa yang sudah saya lakukan."
Sebelum mengikat kontrak dengan gaji yang menjanjikan di Juventus, Kean memang hidup pas-pasan bersama ibu dan kakak laki-lakinya.
Ibu Kean, Isabelle, pernah curhat pada Tuttosport mengenai senangnya sang anak menandatangani kontrak bersama Juventus dan meminta ia untuk tinggal bersamanya di Turin.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | theplayerstribune.com |
Komentar