Meski kecewa dengan strategi tim Inggris pada nomor ganda campuran ini, namun Richard juga tak habis pikir jika Praveen/Melati tidak melakukan protes sama sekali.
Pelatih berusia 54 tahun itu menilai jika Praveen/Melati terlalu polos dalam menghadapi strategi duo Adcock.
"Mungkin Praveen/Melati yang terlalu polos atau bagaimana, mereka tidak pernah protes kepada wasit. Praveen mau servis di-break terus, banyak cara-cara yang tidak fair, seharusnya ini menjadi perhatian wasit juga," beber Richard.
"Susy juga tadi sudah sampaikan bahwa Praveen/Melati jangan terlalu polos, kalau merasa lawan tidak sportif ya harus protes ke wasit," kata Richard lagi.
Baca Juga : Berseteru dengan Real Madrid, Zidane Bakal Pindah ke Juventus?
Richard juga merasa bahwa pada pertandingan ini, Praveen/Melati tidak kalah secara teknik permainan.
Namun ganda campuran berperingkat tujuh dunia tersebut kalah dalam mengatasi strategi non-teknis yang diterapkan lawan.
"Soal ketidaksiapan antisipasi servis lawan, itu memang terjadi di game pertama. Praveen/Melati sudah coba atasi di game kedua, sudah mereka tungguin flick service lawan. Tapi lagi-lagi di poin kritis, lawan menerapkan taktik yang tidak fair menurut saya, dan ini merugikan kami," pungkas Richard.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar