BOLASPORT.COM - Juventus dipastikan akan ditinggal pelatih yang menangani mereka selama 5 musim terakhir, Massimiliano Allegri.
Sekarang Juventus dalam misi mencari pelatih baru pengganti Massimiliano Allegri, yang memberikan 11 trofi domestik pada selang 2014-2015 hingga 2018-2019.
"Kami memiliki ide-ide, termasuk beberapa yang sangat jelas. Tetapi, kami belum membuat keputusan soal pengganti Allegri," ujar Wakil Presiden Juventus, Pavel Nedved, seperti dikutip Bolasport.com dari Football Italia.
Dari beberapa nama kandidat pengganti Allegri yang beredar, terdapat Simone Inzaghi.
Masuknya nama pelatih Lazio ini terbilang kejutan mengingat prestasinya belum segemerlap pelatih-pelatih top lain yang dikaitkan dengan Juventus.
Sebut saja para juara Liga Champions macam Pep Guardiola dan Jose Mourinho; si pengganggu Barcelona-Real Madrid di Liga Spanyol, Diego Simeone; Antonio Conte; bahkan Maurizio Sarri, yang musim ini meloloskan Chelsea ke final Liga Europa.
Simone Inzaghi kelihatan tidak ada apa-apanya. Menjadi juara liga pun belum pernah.
Dia juga terbilang "bau kencur" karena baru mulai menangani tim senior Lazio pada 3 April 2016.
Prestasinya hanya menjuarai Piala Super Italia 2017 dan yang paling gres Coppa Italia 2018-2019.
Baca Juga: Wakil Presiden Juventus Bicara soal Sarri atau Inzaghi Jadi Pelatih
Baca Juga: Mundur dari Juventus, Allegri Sudah Ditunggu 3 Klub Raksasa Eropa
Baca Juga: Allegri Pamit, Cristiano Ronaldo Merespons dengan Tujuh Kata
Apakah dia dilirik hanya karena punya hubungan baik dengan Pavel Nedved dan Fabio Paratici?
Simone Inzaghi adalah rekan setim Nedved di Lazio pada selang 1999-2001.
Dia juga berteman baik dengan Paratici, yang kini menjadi Direktur Olahraga Lazio.
Akan tetapi, sesungguhnya Inzaghi juga memiliki modal yang mungkin membuatnya layak menjadi pelatih Juventus.
Pantas dicatat, dia mencapai semua yang didapatkannya di Lazio dengan materi tim yang terbilang pas-pasan.
Karena dulu dia berposisi striker ketika masih bermain, secara naluriah Inzaghi adalah pelatih berkarakter menyerang.
Di Liga Italia 2017-2018, Lazio bahkan dibawanya mencetak 89 gol, lebih banyak daripada Juventus (86).
Salah satu alasan utama Juventus berpisah dari Allegri adalah karena mereka menginginkan pelatih yang lebih menyerang.
Profil Simone Inzaghi seharusnya masuk dalam kualifikasi yang dicari oleh Juventus.
Tengok juga persentase kemenangan Inzaghi selama menangani Lazio.
Dalam total 154 pertandingan, Inzaghi menang 82 kali, imbang 29 kali, dan kalah 43 kali dengan persentase kemenangan 53,25%.
Persentase kemenangan Inzaghi tidak jauh berbeda dari pelatih legendaris yang paling sukses menangani Juventus.
Padahal, sekali lagi, dia tidak memiliki materi pemain yang setara dengan pelatih legendaris Juventus itu.
Baca Juga: AC Milan Pasti Finis di Liga Italia dengan Poin Tertinggi sejak 2013-2014
Baca Juga: Skenario Degradasi Serie A - Genoa, Empoli, Fiorentina, atau Bologna?
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cetak Rekor Bersama Juventus saat Real Madrid Merana
Adalah Giovanni Trapattoni, yang mempunyai persentase kemenangan sebesar 53,52%.
Trapattoni adalah pelatih tersukses Juventus dilihat dari jumlah trofi yang didapatkannya.
Trapattoni merebut 14 trofi domestik maupun internasional selama menangani Juventus selama 2 periode, 1976-1986 dan 1991-1994.
Dari Liga Italia (1977, 1978, 1981, 1982, 1984, 1986), Coppa Italia (1979, 1983), Piala Champions (1985), Piala Winners (1984), Piala UEFA (1977, 1993), Piala Super Eropa (1984), sampai Piala Interkontinental (1985).
Dengan materi pemain yang lebih memadai daripada yang didapatkannya di Lazio, Simone Inzaghi mungkin bisa memiliki persentase kemenangan lebih bagus daripada Trapattoni.
View this post on InstagramKarier @leomessi dalam enam musim terakhir. . #fcbarcelona #lionelmessi #messi
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar