"Tiga motor merah mengikuti Marc hingga mencapai garis finis, tetapi mereka tak mampu mengalahkan dia. Dia adalah pembalap terkuat dan akan menang banyak gelar juara," ujar Pernat menambahkan.
"Selain cepat, dia (Marquez) juga licik karena dia melaju dengan sebuah motor Honda yang hanya dia yang bisa mengendarai dan memaksimalkan mesinnya," tutur Pernat.
"Dia bahkan membodohi Lorenzo pada proses adaptasinya seperti yang diakui (Lorenzo) sendiri," kata Pernat lagi.
Menurut Carlo Pernat, kelicikan yang dilakukan Marc Marquez itu bertujuan agar dia tidak mendapat persaingan internal dari Jorge Lorenzo.
Baca Juga: Andrea Dovizioso: Jika Marc Marquez Tak Ada, Saya Sudah Juara Dunia
Kritik serupa juga sempat dilayangkan eks pembalap kelas premier 500cc, Wayne Rainey.
Rainey mengritik kebijakan Repsol Honda yang dia nilai cuma mengembangkan motor sesuai dengan gaya membalap Marc Marquez.
Menurut dia, sudah seharusnya tim pabrikan asal Jepang itu juga mengembangkan motor yang juga cocok untuk Jorge Lorenzo.
Hal tersebut dinilai Rainey menjadi satu-satunya cara agar Lorenzo bisa kembali tampil impresif pada MotoGP.
Terakhir Kali Marc Marquez Merasa Paling Kuat, Kesialan Terjadi https://t.co/1q5ljkj0LB
— BolaSport.com (@BolaSportcom) May 20, 2019
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | tuttomotoriweb.com |
Komentar