Sebenarnya, Valencia main tak jelek-jelek amat. Hanya saja, mereka tak bisa menang.
"Apa yang terjadi musim ini tak pernah saya rasakan selama ini. Kami sering lebih baik dari lawan, bermain bagus, tetapi tak menang," ujar Marcelino kala itu.
"Kami mencetak 17 gol dari 263 peluang, jika pemilik menginginkan saya pergi, saya tak bisa berbuat apa-apa."
Tetapi kesabaran manajemen, pemilik, pemain, dan fan akhirnya terbayar tuntas pada akhir musim. Valencia terus membaik dan hanya kalah tiga kali pada paruh kedua tim. Posisi empat besar dan tiket Liga Champions musim depan bisa mereka raih.
Bukan tanpa drama, mereka bisa meraih posisi empat besar pada pekan terakhir saat menang 2-0 di kandang Real Valladolid. Pada saat yang sama, Getafe imbang 2-2 kontra Villareal, yang membuat Getafe bisa digeser oleh Valencia.
Sepanjang musim, Valencia hanya enam hari berada di pos empat besar, ENAM HARI! Kalau bukan keajaiban, entah apa namanya.
Kesabaran skuat Valencia menghadapi musim ini sangat nampak, lihat saja kata-kata sang Kapten, dani Parejo, lima bulan lalu.
"Saya menolak untuk menyerah pada bulan Januari, saya percaya tim ini. Anda punya lima bulan tersisa, Anda tak boleh menyerah pada bulan Januari," ujar Parejo.
Kesabaran juga nampak dari situasi sang penyerang Rodrigo Moreno. Ia mencetak gol pertama Valencia musim ini, tetapi kemudian mandul dalam 15 laga.
Valencia bersabar terhadapnya, mereka tak menyerah dengan keadaan. Rodrigo kemudian jadi penentu nasib Valencia saat mencetak gol terakhir musim ini di liga kontra Valladolid yang memastikan satu tempat di empat besar.
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar