Baca Juga: Kalah Pamor, Ganda Campuran Malaysia Terus Buru Tiket Olimpiade 2020
"Kita bisa lihat Momota bereaksi ketika memenangkan laga selama Piala Sudirman 2019. Dia juga tak mudah menyerah meski dikenal sebagai pemain yang langganan juara," kata Prannoy.
India sendiri sebenarnya pernah memenangkan turnamen beregu pada saat tampil dalam ajang Commonweatlh Games (CWG) tahun 2018.
Akan tetapi, menurut Prannoy, prestasi itu tak bisa dijadikan tolok ukur.
Pasalnya, persaingan CWG relatif mudah serta tak banyak negara-negara powerhouse bulu tangkis yang ada dalam ajang tersebut.
Baca Juga: Pelatih Malaysia Minta Publik Bisa Lupakan Lee Chong Wei Sejenak
China, Indonesia, Korea Selatan, dan Malaysia dikenal telah memiliki pondasi kuat terkait sistem pelatihan bulu tangkis sejak beberapa puluh tahun yang lalu.
Negara-negara kekuatan bulu tangkis Asia itu unggul secara fisik maupun mental serta sisi kualitas latihan.
Legenda-legenda bulu tangkis asal Asia pun banyak dihuni oleh para pemain dari empat negara tersebut.
Baca Juga: Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Diminta Mencontoh Keberhasilan PBSI
"Kami harus banyak belajar dari negara lain. Ini penting tentang bagaiman harus mengatasi sebuah tekanan," ujar Prannoy.
"Kami tidak punya inovasi dalam sports science, kami sangat jauh tertinggal dari negara lain. Ini memprihatinkan dan saya berharap India segera berbenah," ujar HS Prannoy memungkasi.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | First Post |
Komentar