Menurut Susy Susanti, baik Praveen maupun Melati sama-sama memiliki skill dan potensi untuk menjadi pebulu tangkis elite dunia.
Akan tetapi, kematangan dan kemauan dari sisi personal yang masih menjadi sebuah PR (pekerjaan rumah) besar.
"Praveen itu punya potensi, tinggal kemauan dia, dia harus lebih siap lagi. Kestabilannya masih naik turun, padahal ini waktunya Praveen," ujar Susy.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Jonatan Christie Geser Anthony Ginting
"Melati cenderung lebih baru di level elit, dibanding Praveen. Jadi tugas Praveen untuk membimbing Melati untuk bisa menarik Melati ke atas supaya bisa jadi pasangan yang solid. Melati memang butuh kerja keras," kata Susy menambahkan.
Penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada Australian Open 2019 sangat menjanjikan karena berhasil menyingkirkan para unggulan yakni pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) sebelum sampai ke laga final.
Akan tetapi, pasangan yang kini menduduki peringkat ketjuh dunia tersebut justru tampil anti-klimaks pada babak final saat berhadapan dengan Wang Yilyu/Huang Dongping (China).
Alhasil, Praveen/Melati kalah straight game dengan skor 15-21, 18-21.
Susy Susanti pun turut menyayangkan kekalahan tersebut.
Apalagi, jika mengingat kekalahan tersebut lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan sendiri dari pihak Praveen/Melati.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar