BOLASPORT.COM - Selebrasi wakil kapten Amerika Serikat, Alex Morgan menuai kontroversi setelah ia melakukan gerakan meminum teh usai menjebol gawang Inggris pada babak semifinal Piala Dunia Wanita 2019, di Groupama Stadium, Selasa (2/7/2019).
Timnas putri Amerika Serikat mampu memenangkan laga dengan skor 2-1 atas Inggris.
AS unggul lebih dulu berkat gol Christen Press saat laga berjalan 10 menit.
Inggris menyamakan kedudukan via Ellen White pada menit ke-19.
Gol penentu kemenangan AS dicetak oleh sang kapten, Alex Morgan yang tampil menggantikan Megan Rapinoe menggunakan ban kapten.
Pada menit ke-31, striker berjulukan Predator Cantik itu mengukir gol indah lewat sundulan dari umpan Kelley O'Hara.
Skor 2-1 menjadi hasil akhir laga, dan membawa timnas Amerika Serikat melaju ke babak final.
Baca Juga: Pelatih Argentina: Gol Kedua Brasil Tidak Sah!
Pahlawan kemenangan AS, Alex Morgan menjadi headline pemberitaan berbagai media. Selain karena golnya, Morgan juga diberitakan karena selebrasi kontroversialnya.
Usai mencetak gol kemenangan, Alex Morgan melakukan gestur meminum teh sebagai gerakan selebrasinya.
Ia pun menjelaskan mengapa orang-orang penasaran dengan aksi selebrasinya tersebut.
No. 13 on her birthday. In honor of those 13 colonies.
That’s. The. Tea
Go on, @alexmorgan13, what a birthday! pic.twitter.com/Rge0HMMrCk
— U.S. Soccer WNT (@USWNT) 2 July 2019
"Saya ingin membuatnya menarik," kata Morgan seperti dikutip BolaSport.com dari Mirror.
"Saya tahu Megan Rapinoe punay berbagai selebrasi terbaik. Saya hanya ingin menampilkan yang tyerbaik pada laga ini."
"Saya rasa tim ini terlalu banyak menerima kritikan dan sebagainya. Saya rasa kami tidak menempuh jalur mudah untuk melalui turnamen ini dan itulah tehnya," ujar penyerang Olympique Lyon tersebut.
Baca Juga: Copa America 2019 - Dua Pelanggaran di Kotak Penalti Brasil yang Luput dari VAR
Lalu apa arti sebenarnya selebrasi meminum teh yang dilakukan Alex Morgan?
Selebrasi Alex Morgan bisa diartikan secara mendalam mengingat hubungan antara Amerika Serikat dan Inggris.
Teh merupakan minuman tradisional bangsa Inggris. Pertama kali, diperkenalkan oleh Catherine de Bragaza, istri Raja Charles II pada 1662 sebagai minuman utama bangsawasn-bangsawan Inggris.
Seperti yang dikutip BolaSport.com dari Time.com, selebrasi ini bisa diartikan sebagai sindiran Amerika Serikat terhadap Inggris, yang diperingati pada 4 Juli 1776, tanggal yang berdekatan dengan diadakannya pertandingan antara AS vs Inggris.
Selebrasi minum teh Alex Morgan juga bisa diartikan sebagai pengingat dengan aksi Boston Tea Party, yaitu sebuah aksi protes yang dilakukan warga AS untuk menentang praktek pajak tanpa wakil yang dilakukan Inggris untuk negara-negara koloninya.
Dalam aksi yang dilakukan pada 16 Desember 1773, warga AS membuang sebanyak 342 peti teh ke pelabuhan Boston.
Selebrasi minum teh Alex Morgan ini sempat menuai kontroversi dan menuai kecaman dari suporter Inggris.
Bintang timnas Inggris yang bermain untuk Juventus, Lianne Sanderson melabeli selebrasi Morgan sebagai hal yang 'tak disukai'.
Baca Juga: Gelandang Tengah Juventus Bejibun, Adrien Rabiot Mau Dipasang di Mana?
@liannesanderson calls Alex Morgan's tea sipping celebration "distasteful."
Live now on HD11#beINWWC #beINSPIRED19 #ENGUSA #FIFAWWC pic.twitter.com/dwvowkcdK6
— beIN SPORTS (@beINSPORTS) 2 July 2019
"Saya pikir Alex pantas mencetak gol tersebut, tetapi saya tidak senang dengan selebrasinya," ujarnya.
"Saya bukan peminum teh tetapi kami terhubung (dengan budaya itu) jadi saya pikir aksi itu sedikit tidak menghormati (Inggris)," tambahnya.
Namun beda halnya dengan suporter maupun rakyat Amerika Serikat yang senang dengan selebrasi Morgan.
Seperti yang dicuit mantan ibu negara sekaligus eks calon Presiden AS, Hillary Clinton di twitter.
Ia seperti mengamini sindiran yang dilakukan Morgan untuk Inggris.
"Selamat kepada pemain timnas putri AS telah mendapatkan 'teh' itu menuju final," cuit Hillary Clinton.
Congrats to the #USWNT for earning that tea. On to the final! pic.twitter.com/nI8HoMjN1D
— Hillary Clinton (@HillaryClinton) 2 July 2019
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | time.com, Mirror |
Komentar