"Di masa lalu, dengan Casey Stoner dan Jorge Lorenzo, Rossi ingin mengesampingkan ego mereka dan memainkan permainan pikiran. Kini, dia menjaga pembalap muda dan dia tampaknya dia fokus memberikan hal terbaik yang dia bisa," tutur Laverty.
Menurut Laverty, Rossi tidak menghalangi pembalap muda untuk maju karena dia masih berusaha tampil terbaik dan masih menduduki peringkat kelima dalam klasemen pembalap MotoGP.
"Dia tidak merasa perlu untuk memainkan permainan pikiran dan kami belum mendengar dia berkomentar tentang Fabio sejauh ini," ujar Laverty.
"Rossi berusia 40 tahun sekarang. Dia masih sangat senang berada di paddock dan keinginannya masih jelas ada di sana. Dia sangat cepat,- tetapi dia melunak dengan bertambahnya usia. Dia tidak terlalu lapar gelar seperti dulu," tutur Laverty.
Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) awalnya dipandang sebagai penerus Rossi setelah beberapa penampilan yang memukau pada awal kalender MotoGP 2017.
Baca Juga: Marc Marquez Antusias Lanjutkan Dominasinya pada MotoGP Jerman 2019
Namun, sejak itu penampilannya semakin tidak menentu dan Rossi tetap menjadi pembalap top di tim pabrikan Jepang tersebut.
Laverty menganggap Yamaha sekarang akan memantau Quartararo dengan sangat cermat.
"Saya pikir dia bisa menjadi masa depan bagi Yamaha," ujar Laverty.
"Kami selalu mengira Vinales adalah yang terbaik untuk menggantikan Rossi ketika dia akhirnya memutuskan untuk pensiun, tetapi sepertinya Fabio bisa menjadi orang itu. Dia sangat tenang dan keren. Dia pasti akan menjadi bintang besar di masa depan."
Saat ini, para pembalap MotoGP baru saja menyelesaikan sesi latihan bebas ketiga (Free Practice 3/FP3) MotoGP Jerman, Sabtu (6/7/2019).
Marc Marquez (Repsol Honda) menjadi pembalap tercepat, sementara Valentino Rossi menyelesaikan sesi di posisi ke-11.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | dailystar.co.uk |
Komentar