BOLASPORT.COM - Kapten timnas Brasil, Dani Alves, adalah orang yang menyadarkan Pep Guardiola terhadap potensi besar Lionel Messi di FC Barcelona.
Dani Alves jadi salah satu rekrutan FC Barcelona saat pelatih Pep Guardiola memulai dinastinya pada 2008.
Kala itu, Dani Alves ditebus Barcelona dengan duit 35 juta euro dari pemilik lamanya, Sevilla.
Nominal itu membikin Dani Alves jadi bek termahal yang pernah didatangkan Barcelona sebelum dipecahkan oleh Nelson Semedo (35,7 juta euro) dan Clement Lenglet (35,9 juta euro).
Baca Juga: Restoran Milik Lionel Messi Bagi-bagi Makanan Gratis untuk Gelandangan
Perjalanan karier Dani Alves dalam gemblengan Pep Guardiola berlangsung empat musim, hingga si pelatih hengkang dari Blaugrana pada 2012.
Namun, pengalaman awal-awal dilatih Guardiola sempat memberi kesan yang tidak mengenakkan buat gaya main bek sayap 36 tahun itu.
"Guardiola benci fullback yang mengoper bola langsung ke sayap," ujar Alves, seperti dikutip BolaSport.com dari laman Globo Esporte.
"Sebab, menurut Pep cara demikian tidak menawarkan sebuah serangan yang dibangun dengan bertahap dan matang.
"Saat itu saya lebih sering membiarkan bola berada di sisi tepi lapangan mengumpannya ke tengah. Jadi, saya tidak bisa lepas dari Lionel Messi.
"Saya juga cenderung memilih melakukan umpan-umpan yang panjang," tutur Alves mengenang.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri Tegaskan Enggan Disamakan dengan Lionel Messi
Guardiola yang tidak senang dengan gaya main Alves, kemudian memberi instruksi untuk mengubah pola pesepak bola asal Brasil itu.
Pelatih berkepala plontos tersebut ingin agar Dani Alves bermain sebagaimana bek sayap konvensional pada umumnya.
"Pep datang kepada saya dan mengatakan bahwa saya harus mengoper bola dari tepi ke tengah dan dari tengah ke tepi," kata Alves.
Hanya, setelah mendengarkan penjelasan Alves, juru taktik yang kini mengasuh Manchester City sadar bahwa potensi Messi bisa maksimal dengan gaya bermain Alves.
Baca Juga: Gelandang Barcelona Tertawakan Tuduhan Messi soal Konspirasi Copa America 2019
Mungkin, dengan begitu, Messi dapat bergerak lebih leluasa untuk melakukan tusukan ke tengah (cut-inside).
"Saya membalas perkataan Pep dengan berkata bahwa Messi tak bisa tahan dua menit tanpa memegang bola. Jika tidak, ia akan keluar dari irama permainan," ujar Alves.
"Messi mesti terus terlibat untuk memberi imbas dalam permainan. Pada akhirnya Pep membuktikan pendapat saya benar," ucapnya lagi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | globoesporte.com |
Komentar