"Saya bisa menyusul di gim kedua dengan menerapkan main cepat tapi tetap sabar," lanjutnya lagi.
Namun sayangnya di gim ketiga, Anthony kembali terbawa irama permainan Momota yang menampilkan tempo lebih lambat.
Baca Juga: Arema FC Vs Bhayangkara FC, Tiga Pemain Absen Alfredo Tak Pusing
"Momota sudah mengantisipasi permainan saya, lalu di game ketiga dia meredam permainan cepat saya dan balik lagi ke tempo mainnya dia yang lambat," tambahnya.
"Saat itu saya sudah coba kontrol, juga secara pikiran, anggap ini partai final dan coba maksimal, tapi saya balik lagi banyak mati-mati sendiri," ujar Anthony.
Anthony menyadari bahwa Momota memang tak mudah dimatikan dengan satu dua kali serangan, karena ia punya pertahanan yang rapat.
Baca Juga: Yamaha Yakin Valentino Rossi Tak Akan Pensiun dalam Waktu Dekat
"Memang beda kalau mau lawan dia, Momota tidak gampang mati. Waktu saya dapat bola yang enak buat menyerang pun nggak bisa langsung mematikan lawan," ujarnya.
"Saya juga selalu berpikir bahwa dia tidak bisa langsung dimatikan," tutur Anthony.
Indonesia masih mempunyai satu wakil lagi di tunggal putra melalui Jonatan Christie yang akan bertanding di partai terakhir melawan Anders Antonsen dari Denmark.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindoensia.org |
Komentar