Ia mengakui bahwa latar belakang keluarganya, yang merupakan imigran dari Pantai Gading menuju Prancis pada 1995, membuatnya membumi.
Baca Juga: Lacazette Masih Diragukan Perkuat Arsenal pada Pekan Perdana Liga Inggris
"Mereka (orang tua saya) bercerita tentang begitu sulitnya keadaan saat itu, terutama saat kami (anak-anaknya) masih bersekolah," kata Pepe, seperti dikutip BolaSport.com dari laman resmi Arsenal.
"Mereka selalu berkata bahwa kami sudah punya segalanya, sementara mereka tak punya apa-apa. Saat pergi ke sekolah, mereka mesti berjalan kaki sepanjang 10 km tanpa alas kaki."
"Beruntungnya, kami bisa pergi ke sekolah dengan bus. Kami beruntung ada di tempat sekarang, jadi kami harus memanfaatkannya dengan baik," tutur Pepe.
Baca Juga: Cuma Masalah Waktu, Real Madrid Sukses Datangkan Donny van de Beek
Pepe pun menyadari betapa pengorbanan besar yang dilakukan orang tuanya.
"Ayah dan Ibu saya berhenti bekerja. Lantas mereka memutuskan untuk hidup bersama saya demi sepak bola," ujar Pepe.
"Karena itulah mereka membantu saya bisa mewujudkan mimpi. Hingga saat ini mereka terus mendukung saya," katanya
Karena itu, pemuda 24 tahun ini merasa bangga dan ingin membuat orang tuanya bahagia.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Arsenal.com |
Komentar