"Musim 2016 tidak terlalu buruk bagi kami, tetapi pada 2017 kami mengalami kesulitan dan belum mampu bangkit," ucap Jarvis lagi.
Selain kepergian Lorenzo, pengenalan peranti elektronik bernama Electronic Control Unit (ECU) juga menjadi salah satu penyebab menurunnya penampilan Yamaha pada dua musim terakhir.
Secara umum, ECU mengatur seluruh kontrol yang ada di motor, mulai dari sasis, traksi, sampai wheelie.
Namun, untuk Yamaha, masalah yang paling sering muncul adalah saat suhu trek panas.
Ketika menghadapi situasi ini, motor YZR-M1 masih sering kehilangan traksi ban belakang, terutama saat menikung pada suhu trek yang tinggi.
Lin Jarvis mengakui timnya meremehkan efek dari perubahan ini sehingga Yamaha kurang mampu bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya.
"Dampak input ECU dan khususnya perangkat lunak, juga mempunyai peran yang besar selain kepergian Jorge Lorenzo," kata dia.
"Kami meremehkan efek dari perubahan ini dan kami sekarang membayar harganya, itulah yang sangat mengejutkan kami," ucap Jarvis lagi.
Baca Juga: MotoGP Austria 2019 - Marquez Optimistis Bisa Teruskan Tren Kemenangan
Sebelumnya, Valentino Rossi dan Meverick Vinales telah mencoba purwarupa alias prototype mesin motor M1 2020 pada sesi tes resmi tengah musim MotoGP yang digelar di Automotodrom Brno, Republik Ceska, Senin (5/8/2019).
Baik Rossi dan Vinales menganggap Yamaha belum sepenuhnya mampu menghadirkan mesin yang cukup mumpuni untuk musim ini atau bahkan musim depan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tuttomotorioweb.com |
Komentar