Sebelum menjadi pelatih, Kim Ji-hyun merupakan pemain tunggal putri Korea Selatan pada era 1980-1990an.
Rekan yang juga rival satu generasinya adalah Bang Soo-hyun, Camilia Martin (Denmark), Gong Ruina (China), dan pemain tunggal putri legendaris Indonesia, Susy Susanti.
Menurut kacamata Kim Ji-hyun, permainan pada nomor tunggal putri saat ini mulai berubah.
Perubahan tersebut dinilai Kim terjadi dalam segi kecepatan ritme bermain.
Padahal, saat era bulu tangkis Kim, permainan tunggal putri lebih banyak membutuhkan aspek kebugaran.
Baca Juga: Jelang Kejuaraan Dunia 2019, Presiden BAM Pacu Semangat Skuad Malaysia
“Jika seorang tunggal putri tidak bisa fit, maka matilah dia (pasti kalah -red). Saya pikir kebugaran fisik yang dibutuhkan di zaman saya jauh lebih besar dibanding sekarang,” ucap Kim yang dikutip BolaSport.com dari laman BWF.
“Jadi pada dasarnya, dahulu kami harus bersiap untuk setidaknya bermain hingga durasi dua jam. Dan selama dua jam itu kami banyak bermain dropshot, dan jenis pukulan stroke yang bagus,” kata dia.
Seolah bernostalgia, Kim Ji-hyun pun mengingat-ingat momen pertandingannya saat berhadapan dengan Susy Susanti.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF |
Komentar