BOLASPORT.COM – Setelah menyudahi kariernya sebagai sebagai salah satu pelatih bulu tangkis nasional Korea Selatan, kini Kim Ji-hyun telah hijrah ke India untuk melatih skuad tunggal putri.
Bagi sebagian kalangan penggemar bulu tangkis Tanah Air, nama Kim Ji-hyun mungkin terdengar asing.
Namun, ketika melihat wajah serta gaya melatih dari Kim Ji-hyun dari pinggir lapangan pertandingan, kiprahnya sebagai pelatih spesialis tunggal putri Negeri Ginseng tentu sudah sering terlihat.
Baca Juga: Jadwal Akita Masters 2019 - Ihsan Maulana Buka Perjuangan Indonesia pada Hari Ke-2
Ya, Kim Ji-hyun biasanya terlihat menemani dan memberikan arahan kepada Sung Ji-hyun dkk dalam pertandingan suatu turnamen.
Akan tetapi, sejak awal tahun 2019, pelatih berusia 44 tahun itu sudah menjadi bagian dari tim pelatih tunggal putri nasional bulu tangkis di India.
Pasca-turnamen Asian Games 2018, sebagian besar tim pelatih bulu tangkis Korea Selatan memang "diminta" mundur oleh Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan (Badminton Association of Korea/BKA).
Keputusan tersebut disinyalir tidak lepas dari hasil nirmedali yang diperoleh tim Korea Selatan pada pesta empat tahunan se-Asia tersebut.
Sebelum hijrah ke India, Kim Ji-hyun biasa terlihat melatih tim tunggal putri Korea Selatan seperti Sung Ji-hyun dan juga pernah menangani skuat bulu tangkis Selandia Baru.
Sebelum menjadi pelatih, Kim Ji-hyun merupakan pemain tunggal putri Korea Selatan pada era 1980-1990an.
Rekan yang juga rival satu generasinya adalah Bang Soo-hyun, Camilia Martin (Denmark), Gong Ruina (China), dan pemain tunggal putri legendaris Indonesia, Susy Susanti.
Menurut kacamata Kim Ji-hyun, permainan pada nomor tunggal putri saat ini mulai berubah.
Perubahan tersebut dinilai Kim terjadi dalam segi kecepatan ritme bermain.
Padahal, saat era bulu tangkis Kim, permainan tunggal putri lebih banyak membutuhkan aspek kebugaran.
Baca Juga: Jelang Kejuaraan Dunia 2019, Presiden BAM Pacu Semangat Skuad Malaysia
“Jika seorang tunggal putri tidak bisa fit, maka matilah dia (pasti kalah -red). Saya pikir kebugaran fisik yang dibutuhkan di zaman saya jauh lebih besar dibanding sekarang,” ucap Kim yang dikutip BolaSport.com dari laman BWF.
“Jadi pada dasarnya, dahulu kami harus bersiap untuk setidaknya bermain hingga durasi dua jam. Dan selama dua jam itu kami banyak bermain dropshot, dan jenis pukulan stroke yang bagus,” kata dia.
Seolah bernostalgia, Kim Ji-hyun pun mengingat-ingat momen pertandingannya saat berhadapan dengan Susy Susanti.
Baca Juga: Pelatih Nilai Gaya Main Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Alami Perubahan
“Para tunggal putri pada era saya jarang membuat kesalahan sendiri,” ucap Kim.
“Apalagi Susy Susanti. Sungguh sulit melawan Susy Susanti. Bagaimana bisa dia bermain sebagus itu, dia sering bermain reli panjang, jarang membuat kesalahan sendiri, pukulannya bersih, dropshot-nya cantik,”
"Satu setengah jam (berhadapan dengan Susy -red), sudah pasti anda pasti kalah. Apalagi jika itu dimainkan di Indonesia, hanya setengah jam saja sudah dipastikan anda kalah,” kata Kim melanjutkan.
Pada sisi lain, Kim yang kini secara aktif menangani Pusarla Venkata Sindhu menyebut bahwa menjadi pelatih bukan hanya sekadar melatih.
Baca Juga: Praveen Jordan Masih Penasaran Kalahkan Pasangan Nomor Dua Dunia
Namun, dia juga berprofesi sebagai motivator sekaligus konselor.
“Faktor nomor satu adalah rasa saling percaya dengan pemain. Kalau tidak, lalu bagaimana? Sebagai pelatih harus percaya kepada diri sendiri dan percaya kepada pemain yang dibimbing,” tutur peraih medali perunggu Kejuaraan Asia 1994 itu.
“Selalu berpikir positif. Apapun yang terjadi, sebagai pelatih saya harus membangun atmosfer (suasana) positif utnuk para pemain yang saya didik,” ucap dia.
“Pemain saya kalah, berarti saya juga kalah,” ucap Kim lagi.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF |
Komentar