Hampir semua pemain asing Shan United saat itu sudah hijrah ke klub lain, kecuali sang bek, Dedimar Ferreira das Chagas, yang sedang didera cedera.
"Saya menyaksikan teman-teman saya dari televisi saat menghadapi Persija di SUGBK. Kami kalah 0-6, saya lupa (1-6), pada saat itu kami main tanpa pemain asing," tutur Hedipo.
"Semua pemain asing (Shan United) sudah keluar, sisa satu bek tetapi cedera. Penyerang kami pindah ke Malaysia, saya ke Kalteng Putra," katanya.
Dia pun menyatakan kekecewaannya hari ini kembali gagal mendapatkan kesempatan bermain di SUGBK.
Sebagai pemain asing, dia merasa perlu merasakan atmosfer di SUGBK yang menurut Hedipo sebagai stadion terbaik dan terbesar di Indonesia.
Terlebih, dia sudah tahu reputasi dan atmosfer di stadion berkapasitas lebih dari 75 ribu penonton itu karena pernah main di Indonesia bersama Persela Lamongan pada 2016.
Apalagi, The Jakmania beberapa kali pernah memecahkan rekor penonton pada laga Piala AFC saat menjamu Johor Darul Takzim dan Home United pada edisi 2018.
Baca Juga: Sekjen AFC Puji Rekor Penonton di Laga Persija Vs Johor Darul Takzim
"Saya kecewa, karena saya selalu membayangkan bisa bermain di SUGBK yang merupakan stadion terbesar di Indonesia. Atmosfernya juga bagus saat ada Persija fans di sana," katanya.
"Kadang penonton juga bisa sampai penuh. Hari ini, saya tak main di stadion besar, tetapi lapangannya lumayan bagus (Stadion Madya). Tak beruntung saja kami kalah. Persija punya kualitas bagus," ucapnya.
"Jadi, saya tidak pernah main di SUGBK, meski pernah menghadapi Persija juga di Indonesia (bersama Persela). Saat itu, kami mainnya di Lamongan," ujarnya sekaligus mengakhiri pernyataan.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar