BOLASPORT.COM - Kehadiran Franck Ribery kini seperti menumbuhkan harapan baru bagi Fiorentina untuk kembali berjaya.
Serie A Ti Amo adalah seri mingguan BolaSport.com yang membahas lebih dalam dan sisi lain Liga Italia.
Sebanyak 12.000 orang tampak berdesak-desakan memadati Stadio Artemio Franchi di Kota Florence pada Kamis (22/8/2019) malam lalu.
Udara dingin di dataran tinggi daerah Tuscany tersebut tak menghalangi mereka berkumpul. Berbekal jaket tebal, stadion tersebut kemudian menjelma menjadi lautan manusia.
Bukan untuk menonton pertandingan, bukan juga akan melakukan demo, mereka hadir untuk menyambut kehadiran pria asal Prancis, Franck Ribery.
Malam itu adalah malam perkenalan Franck Ribery yang baru saja resmi berseragam Fiorentina ke publik Florence.
Mengapa fan La Viola begitu gembira dengan kehadiran Ribery? Untuk menjawab hal tersebut, kita perlu mesin waktu kembali ke masa 27 tahun lalu.
Musim panas tahun itu, Fiorentina mendatangkan Steffan Effenberg dari Bayern Muenchen. Sang pemain baru saja mengantarkan Jerman ke final Piala Eropa 1992.
Baca Juga: Liga Italia 2019-2020 Dimulai, Ini Starting XI Terbaik 20 Klub Peserta
Ini mungkin jadi kali terakhir fan Fiorentina bisa mengatakan klub kesayangan mereka berhasil merekrut bintang berkelas dunia. Bahkan sebelum itu, Gabriel Batistuta direkrut saat masih belum memiliki nama besar di Eropa.
Musim itu, meski memiliki Effenberg, Batistuta, dan bintang Denmark Brian Laudrup, Fiorentina harus terdegradasi ke Serie B.
Beberapa tahun kemudian Fiorentina sempat mengalami kebangkrutan sebelum kemudian dimiliki oleh keluarga Della Valle musim panas 2002.
Sejak memulai kembali musim itu dari divisi keempat, Della Valle punya satu konsep untuk menjalankan klub - keseimbangan.
Seperti Thanos yang ingin keseimbangan di alam semesta ini, Della Valle ingin segalanya seimbang di klub, terutama soal keuangan.
Direktur olahraga biasanya diberi tugas penting, membangun klub dengan dana terbatas dan mencari pemain yang kiranya bisa kemudian dijual lagi dengan harga tinggi.
Konsep ini bukan tanpa keberhasilan, Fiorentina berhasil kembali ke kasta teratas bahkan bisa masuk ke kompetisi Eropa.
Akan tetapi, strategi itu tak bisa digunakan andai Fiorentina ingin menjadi klub besar, membuat mereka seperti stagnan dalam beberapa musim terakhir. Keadaan harus berubah.
Keadaan akhirnya berubah musim panas ini dengan mereka kedatangan pemilik baru dalam diri Rocco B Commisso. Kini mereka membangun tim dengan sedikit strategi yang berbeda.
Baca Juga: Pilih Mana, Top Scorer atau Juara Liga Italia? Tidak Bisa Dua-duanya
Direktur olahraga yang baru lebih punya dana dan kekuasaan. Kehadiran Erick Pulgar dari Bologna yang diincar banyak klub jadi buktinya. Selain itu ada juga Kevin-Prince Boateng yang sudah memiliki nama besar, begitu juga dengan Ribery.
Meski sudah berusia 36 tahun, Ribery tak didatangkan karena nama besar saja. Menit bermain Ribery musim lalu masih seperti pemain dalam masa puncaknya.
Ia bermain 1100 menit di Liga Jerman dan 439 menit di Liga Champions bahkan ketika ia sempat diganggu cedera. Berusia senja bukan berarti ia sudah habis.
"Saya masih sangat termotivasi dan lapar untuk bermain sepak bola," ujar Ribery. "Saya menandatangani kontrak dua musim agar saya bisa berkontribusi di lapangan dan membantu para pemain muda."
Pemain berjuluk "Kaiser Franck" di Jerman itu menolak tawaran besar dari Rusia, China, dan Uni Emirat Arab untuk bergabung ke La Viola. Semakin membuktikan bahwa Ribery di Fiorentina bukan untuk menikmati masa tua sebagai pesepak bola.
"Ini adalah klub ambisius yang ingin finis di papan atas liga. Kami ingin finis di posisi lima besar, atau bahkan tiga besar, meski kami tahu ini bakal sulit."
Pemilik Fiorentina saat ini kabarnya menelepon tangan kanannya di klub 10 kali sehari untuk memastikan Ribery bergabung ke Fiorentina. Hal yang menunjukkan ia sangat peduli dengan keberlangsungan hidup klub ini.
Meski musim ini mungkin Fiorentina belum akan kembali ke jajaran teratas klub Italia, mereka siap kembali jadi magnet pada pemain besar Dunia dan bersaing meraih gelar juara beberapa musim ke depan.
Musim ini Fiorentina mengawali musim dengan kekalahan 3-4 di kandang melawan Napoli, Sabtu (24/8/2019). Meski kalah, penampilan mereka di lapangan seperti penuh dengan harapan.
Baca Juga: Liga Inggris MadLad - Selamat Datang di Pesta Kambing ala Teemu Pukki
Pulgar dan Boateng mencetak gol, dengan Ribery muncul sebagai pemain pengganti pada menit ke-77 dengan tampak fit dan siap bersaing.
Sepanjang sejarah, Fiorentina baru dua kali menjadi juara Serie A, pada 1956 dan 1969.
Perkenalan Ribery pada Kamis malam lalu itu bisa saja menjadi gerbang mereka menuju Scudetto nomor tiga.
Malam itu, Ribery diperkenalkan dengan megah seperti film Hollywood. Ia masuk diiringi lagu tema film "Rocky", asap tebal, dan kilauan cahaya dari telepon genggam para penonton.
Andai Ribery nanti sesukses film itu dengan berbagai sekuel yang ada, mungkin nanti bakal ada lebih dari 12.000 warga Florence yang akan mencintainya.
Baca Juga: Liga Inggris MadLad - Melihat Pep yang Perfeksionis dari Rambutnya
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar