Baca Juga: Gelar Juara Dunia 2019 Jadi Kado Ultah Paling Prestisius Hendra Setiawan
"Saya telah berusaha yang terbaik, pada awal laga, dia (Momota) membuat beberapa kesalahan dan saya pikir saya punya kesempatan," tutur dia.
"Namun, begitu dia mendapatkan iramanya, dia bermain dengan kualitas bagus, dan saya terlalu lelah untuk berbuat sesuatu. Sama sekali tidak menyenangkan kalah dengan cara ini," kata Antonsen lagi.
Anders Antonsen sebetulnya sedikit diuntungkan karena cuma bermain lima kali hingga laga final.
Sementara itu, Kento Momota bertanding sebanyak enam kali sebelum bisa naik ke podium kampiun.
Akan tetapi, perbedaan pengalaman dan kematangan mental bertanding menjadi pembeda di antara Antonsen dan Momota pada laga final Kejuaraan Dunia 2019.
"Laga final ini berbeda dengan final Indonesia Masters 2019. Saya merasa lebih baik saat itu," ucap Antonsen.
"Beberapa reli pada awal pertandingan memang mirip dengan laga di Indonesia, tetapi saat itu kondisi saya lebih baik. Hari ini saya terlalu lelah dan Momota terlalu bagus," kata dia.
Baca Juga: Rekap Hasil Final Kejuaraan Dunia 2019 - Emas Ke-3 Ahsan/Hendra dan Harinya Juara Bertahan
"Meski begitu, saya membuktikan sudah berada di jalur yang benar. Saya datang dengan target meraih medali dan saya berhasil. Saya bangga dengan medali perak ini," tutur Antonsen menambahkan.
Anders Antonsen menjadi satu-satunya wakil Denmark sekaligus Eropa yang mampu mencapai final Kejuaraan Dunia 2019.
Dia kini menjadi bagian dari sejarah bulu tangkis Denmark bersama para senior dan legenda dengan meraih medali kejuaraan dunia.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF |
Komentar