"Faktor nomor satu adalah kepercayaan satu sama lain. Jika kamu tidak saling percaya, apa gunanya? kamu harus percaya pada dirimu sendiri sebagai seorang pemain," kata Kim seperti dilansir BolaSport.com dari Times of India.
Awalnya tidak mudah karena Kim merasa bahwa Sindhu adalah pebulu tangkis yang kurang berprestasi.
"Saya menilai cara bermain dia tidak cukup pintar. Maksud saya di level atas, kamu harus pintar yang merupakan perpaduan dari teknik, pukulan, dan mentalitas," ucap Kim.
"Ada begitu banyak keterampilan yang harus dia miliki terutama keterampilan dalam pukulan "tipu". Secara perlahan, kami mengubah taktik dan kemampuannya bermain karena Anda tidak dapat menggunakan taktik yang sama berulang kali," tutur Kim.
Baca Juga: Catatan Eng Hian untuk Greysia/Apriyani Usai Kejuaraan Dunia 2019
Strategi tersebut selanjutnya diterapkan pemain berusia 24 tahun tersebut sehingga agresivitas menjadi ciri dari permainannya. Hal tersebut tampak saat dia menjalani laga final.
"Jika kamu memulai dengan lambat, tidak ada kesempatan. Kami ingin Sindhu menjadi agresif sejak awal. Sindhu melakukan itu dan itu membantu performanya di lapangan," aku Gopichand.
"Saya membutuhkan seseorang untuk membantu saya karena saya harus membagi waktu antara beberapa pemain. Kim dan staf pendukung melakukan pekerjaan dengan baik dalam
mempersiapkan Sindhu pada kejuaraan dunia," ucap Gopichand.
Keberhasilan Sindhu juga diapresiasi oleh Asosiasi Bulu Tangkis India (Badminton Association of India/BAI).
BAI mengumumkan bahwa Sindhu akan memberikan apresiasi berupa uang tunai sebesar 20 lakh (sekitar Rp 410 juta) dan 5 lakh atau sekitar Rp 102 juta kepada Sai Praneeth (tunggal putra).
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Times of India |
Komentar