BOLASPORT.COM - Hidetoshi Nakata mencatatkan debut di Liga Italia Serie A dengan melawan tim raksasa Juventus. Timnya kalah, tetapi Nakata tampil mengesankan dengan menyarangkan dua gol.
Timnas Jepang mencatatkan keikutsertaan perdananya di Piala Dunia pada tahun 1998.
Pada turnamen sepak bola terakbar edisi ke-16 yang berlangsung di Prancis itu, tim berjulukan Samurai Biru tergabung di dalam Grup H bersama dua tim tangguh Argentina dan Kroasia, serta sesama tim debutan, Jamaika.
Jepang tidak berdaya dalam debutnya dan harus angkat koper lebih cepat karena menelan tiga kali kekalahan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Inventor Teknik Dribel Elastico, Sergio Echigo
Tim asuhan Takeshi Okada juga hanya mampu menyarangkan satu gol ketika kalah 1-2 melawan Jamaika.
Walaupun pulang membawa tangan hampa, beberapa pemain Jepang berhasil membawa kesan yang berharga bagi klub daratan Eropa, salah satunya adalah gelandang pengatur serangan Hidetoshi Nakata.
Nakata sebelumnya memang sudah tampil apik bersama timnas Jepang di Piala AFC U-19 1994, tetapi penampilannya di Piala Dunia 1998 seakan menasbihkan dirinya pantas bermain di level kompetisi sepak bola Eropa.
Seusai Piala Dunia tawaran pun berdatangan bagi pria yang menggemari anime Captain Tsubasa itu.
Nakata memilih klub Liga Italia yang baru promosi ke Serie A, Perugia, sebagai klub pertamanya di Benua Biru.
Hidetoshi Nakata after signing for Perugia, 1998. pic.twitter.com/cRwgrHBDrZ
— 90s Football (@90sfootball) March 22, 2015
"Sebenarnya saya mendapatkan berbagai tawaran dari klub Prancis, Inggris. Saya tak tahu kenapa, untuk saya Serie A seperti sepak bola sebenarnya," cerita Nakata pada FIFA TV.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Bantai Jepang, Korsel Tatap Debut di Piala Dunia
"Ketika saya masih kecil saya membeli seragam AC Milan atau Inter."
"Jadi menurut saya sepak bola Eropa artinya adalah Serie A."
????????????????????????
Happy birthday, Hidetoshi Nakata ????A veteran of three #WorldCup tournaments with @jfa_samuraiblue ???? pic.twitter.com/D8HcVk2KsZ
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) January 22, 2019
"Tentu saja ketika ada tawaran dari Perugia, saya katakan: 'ya'," katanya lagi.
Berlabel pemain terbaik Jepang tahun 1997, Nakata diangkut oleh Perugia dari Bellmare Hiratsuka dengan banderol 3,5 juta euro pada usia 21 tahun.
Ia merupakan pemain Jepang kedua di Liga Italia Serie A setelah Kazuyoshi Miura yang menjadi pemain pinjaman di Genoa pada 1994-1995.
Pada partai debutnya, yakni 13 September 1998, Nakata langsung mendapatkan tempat di skuad utama Perugia yang dilatih Ilario Castagner.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Timnas Jepang Sebabkan Kerusuhan di Ibu Kota China
Debut Serie A bagi Perugia yang diperkuat Nakata terhitung berat meskipun bermain di depan pendukung sendiri di Stadion Renato Curi, karena mereka harus berhadapan dengan juara bertahan Juventus.
Sebelum peluit mulainya pertandingan dibunyikan wasit Daniele Tombolini, Nakata mendapatkan sorotan bak selebritas dari kamera jurnalis - di antaranya adalah jurnalis Jepang - yang diizinkan masuk ke lapangan untuk memfoto dari jarak dekat.
What about this one? Del Piero & Nakata. #Legends #SerieA #ForzaJuve #Juventus #Perugia pic.twitter.com/ynplyV7qvi
— Serie A Images (@SerieAImages) February 2, 2014
Berhadapan dengan Juventus yang diperkuat dua pilar Prancis yang menjuarai Piala Dunia 1998, Didier Deschamps dan Zinedine Zidane, Nakata sebagai anak baru tampak bermain lepas.
Lewat umpan dan pergerakan yang dinamis, Nakata sesekali dapat mengacaukan pertahanan dan gawang Juventus yang dijaga Angelo Peruzzi.
Namun Juventus terlalu perkasa bagi tim promosi seperti Perugia.
Pada babak pertama Si Nyonya Tua sudah unggul 3-0 lewat Edgard Davids (23'), Igor Tudor (32'), dan Gianluca Pesotto (45').
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Mengenang Legenda Juventus Berjuluk Mister Overhead Kick
Perugia rupanya tak mau kalah begitu saja, pada babak kedua mereka menemukan momentum kebangkitan lewat andil Nakata.
Mendapatkan umpan dari Gianluca Petrachi, Nakata yang merangsek dari sisi kiri pertahanan Juventus mampu melepaskan tembakan terarah meski dijaga tiga pemain lawan.
Bola sepakannya yang mengarah ke sudut sempit lolos dari sergapan Peruzzi dan berbuah gol. Aksi Nakata pun memperkecil skor menjadi 1-3 pada menit 52'.
Beberapa menit berselang pendukung Perugia kembali dibuat bersorak lewat aksi serupa dari Nakata, tetapi seakan sudah belajar dari kesalahan, Peruzzi mampu memblok bola.
Baca Juga: Masih Balita Sudah Berkacamata, Apa Saja Penyebabnya
Pada menit 59', Nakata menggenapkan golnya dengan sepakan setengah voli yang ia lepaskan di dalam kotak penalti Juventus. Perugia semakin mendekati Juventus dengan skor 2-3.
Kedudukan 2-3 tidak bertahan lama karena Juventus kembali menjauh lewat sepakan jarak dekat Daniel Fonseca pada menit 65'.
I Grifoni kemudian memperkecil keadaan sebelum laga usai melalui sepakan 12 pas Antonino Bernardini.
Kalah 3-4, pendukung Perugia di Renato Curi tampak masih bisa bersorak karena timnya mampu sedikit mengimbangi Juventus berkat bantuan pemain barunya, Hidetoshi Nakata.
Nakata seakan membawa angin segar bagi klub semenjana seperti Perugia.
Dan benar saja, Nakata menjadi tumpuan bagi Perugia mengarungi Liga Italia Serie A musim 1998-1999.
Ia menjadi penampil paling banyak dengan 33 laga di Liga Italia Serie A dan menjadi top scorer klub dengan catatan 10 gol.
Nakata hanya satu setengah musim di Perugia karena ia direkrut AS Roma pada Januari 2000.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Atraksi Tendangan Kalajengking Rene Higuita
Salah satu aksi Nakata saat di Roma yang paling diingat adalah ketika melawan tuan rumah Juventus pada Mei 2001.
Nakata masuk menggantikan Francesco Totti pada menit 56' di mana saat itu timnya sedang tertinggal 0-2 lewat gol Alessandro Del Piero (4') dan Zinedine Zidane (6').
Kehadirannya pun sukses menjadi pembeda karena Nakata mampu mencetak gol lewat sepakan jarak jauh pada menit 78' yang memperkecil skor menjadi 1-2.
Kemenangan di depan mata Juventus pun buyar pada menit akhir lagi-lagi gara-gara aksi Nakata.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Hagi Hantam Adams, Galatasaray Sikat Arsenal
Dari sisi kiri serangan Roma, Nakata melepaskan tembakan kencang yang hanya bisa ditepis kiper Edwin van der Sar.
Bola rebound pun disambar Vincenzo Montella menjadi gol. Skor menjadi sama kuat 2-2 dan bertahan hingga usai.
Dari hasil imbang itu Roma masih bertahan di puncak klasemen Liga Italia Serie A, sementara Juventus turun dari posisi dua ke tiga.
Pada musim 2000-2001 tersebut Roma meraih scudetto di mana mereka terakhir menjuarainya pada musim 1982-1983.
Gelar itu menjadi gelar pertama bagi Nakata di Liga Italia.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Alessandro Del Piero Tinggalkan Juventus dengan Scudetto
Gelar juara kedua dan terakhir di sepak bola Negeri Pizza kemudian Nakata rasakan di klub ketiganya di Italia, yaitu Parma.
Pada musim 2001-2002, Nakata membantu Parma menjuarai Coppa Italia.
Juventus kembali menjadi korban keganasan sepakan kakinya pada final leg pertama.
Parma yang kalah 1-2 pada leg pertama mampu keluar menjadi juara karena menang 1-0 pada leg kedua.
Selepas dari Parma, Nakata berpetualang ke tiga klub lain, yakni Bologna, Fiorentina, dan klub Liga Inggris, Bolton Wanderers.
Do you love sake? Football star and sake connoseeaur Hidetoshi Nakata has some tips for you https://t.co/eqXMoATui0 pic.twitter.com/RUemuZYuou
— CNN (@CNN) March 8, 2018
Sosok kelahiran Kofu pada 42 tahun yang lalu itu memutuskan pensiun lebih cepat di usia 29 tahun karena sudah tidak berhasrat bermain sepak bola.
Setelah pensiun Nakata sibuk di dunia fesyen sebagai model dan belajar meracik minuman sake.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | theguardian.com, Juventus.com, legaserie.it, BDFUTBOL, youtube.com/fifatv |
Komentar