BOLASPORT.COM - Pelatih timnas U-23 Malaysia, Ong Kim Swee, angkat bicara soal kerusuhan yang terjadi usai laga kontra timnas Indonesia semalam.
Timnas Indonesia harus menelan pil pahit usai takluk 2-3 dari Malaysia pada babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Meski unggul lebih dulu, Indonesia gagal meraih tiga angka di kandang setelah Malaysia membalikkan keadaan pada menit injury time.
Pertandingan tersebut sempat terhenti beberapa saat setelah oknum suporter timnas Indonesia membuat kerusuhan dengan berusaha memasuki tribune suporter Malaysia.
Baca Juga: PSSI Siap Terima Sanksi dari FIFA Usai Kerusuhan di Laga Kontra Malaysia
Diduga, para fan tersebut kecewa melihat permainan buruk yang diperagakan timnas Indonesia.
Keributan pun sempat pecah sebelum petugas keamanan turun tangan mengamankan situasi.
Tak cukup sampai di situ, para suporter timnas Indonesia juga mencegat suporter Malaysia di luar stadion sehingga memaksa fan tim tamu tertahan di dalam stadion.
Suporter Malaysia baru bisa meninggalkan SUGBK pada Jumat (6/9/2019) sekira pukul 00.05 WIB.
Kerusuhan yang terjadi saat Indonesia menjamu Malaysia bukan sesuatu yang baru, hal tersebut disampaikan oleh pelatih timnas U-23 Malaysia, Ong Kim Swee.
Eks pelatih timnas senior Malaysia itu meminta suporter yang membuat rusuh di pertandingan tersebut bisa mendapat hukuman.
Ia juga mengkritik PSSI yang dinilai tak bisa menyelesaikan permasalahan yang berlarut-larut di persepakbolaan Indonesia ini.
Baca Juga: Timnas Indonesia Terancam Tanpa Penonton saat Menjamu Thailand
"Bagi saya, masalah seperti ini selalu terjadi saat melawan Indonesia. Dimulai saat pasukan Rajagopal juara Piala AFF 2010, lalu di SEA Games 2011, dan kini 2019," ujar Ong Kim Swee dilansir BolaSport.com dari Sinar Harian.
"Kalau pihak federasi bisa belajar dan mengambil tindakan tegas dari dua insiden itu, saya yakin hal seperti ini tak akan terjadi lagi," ucap dia menambahkan.
Ong Kim Swee juga menyayangkan tindakan anarkis para suporter yang seolah dibiarkan oleh federasi Indonesia.
Maklum, Ong sempat merasakan sendiri bagaimana atmosfer panas kontra Indonesia saat memimpin timnas U-23 Malaysia pada SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta.
"Dari 2011-2019 adalah waktu yang panjang yaitu 8 tahun, namun mereka tidak bisa mengatasi masalah ini. Artinya, mereka menganggap enteng masalah ini," kata pelatih 48 tahun itu.
Pada 2011 ketika Malaysia bersua Indonesia di SUGBK, tim Harimau Malaya juga mendapat serangan dari oknum suporter.
Baca Juga: Kerusuhan Indonesia Vs Malaysia Langgar Kode Kedisiplinan, Ancaman Hukuman FIFA Nyata
Bahkan, pasukan Ong saat itu harus menaiki barakuda untuk datang dan pergi dari stadion.
Menurut Ong, opsi tersebut juga bisa diambil oleh timnas Malaysia saat ini apabila benar-benar dibutuhkan.
Lebih lanjut, Ong meminta para suporter Malaysia tak membalas perlakuan tidak menyenangkan dari suporter Indonesia kelak saat tim Garuda gantian bertandang ke Negeri Jiran.
"Saya tak setuju jika kita harus balas dendam terhadap apa yang dilakukan pihak Indonesia. Dalam sepak bola tak ada istilah balas dendam," kata Ong.
"Bagi saya, kami harus melawan emosi untuk balas dendam. Biar kami buktikan kepada mereka bahwa kami bisa menerima tamu dengan cara terhormat," ucap dia menambahkan.
Timnas Indonesia akan melawat ke markas Malaysia, Stadion Bukit Jalil, pada matchday kelima Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022, Selasa (19/11/2019).
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | sinarharian.com.my |
Komentar