BOLASPORT.COM - Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA) melakukan sejumlah perubahan besar dalam susunan tim kepelatihan menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
CBA mengumumkan bahwa Li Mao (China) dan Yoo Yong-sung (Korea Selatan) akan bergabung dengan tim bulu tangkis nasional China untuk menangani sektor tunggal putra dan ganda putri yang baru.
Dua hari yang lalu, CBA juga menunjuk mantan pelatih kepala timnas Korea Selatan, Kang Kyung-jin, sebagai pelatih ganda putri baru China.
Presiden CBA, Zhang Jun mengatakan bahwa proses perekrutan dilakukan demi mencapai kesuksesan pada Olimpiade Tokyo 2020.
"Korea memiliki cara unik untuk melatih para pemain ganda. Saya berharap mereka akan membawa beberapa metode pelatihan ganda Korea dan bergabung dengan kekuatan kami untuk
mencapai hasil yang lebih mengesankan," kata Zhang seperti dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.
Zhang juga memuji Li Mao dan meminta pria yang pernah menjadi pelatih tunggal putri Indonesia tersebut membantu memperkuat sektor tunggal putra, terutama untuk meningkatkan pemain muda secara keseluruhan.
Sebelumnya, legenda ganda Korea Selatan, Park Joo-bong, pernah bergabung dengan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) dari 1999 hingga 2003 sebagai pelatih kepala.
Baca Juga: Chinese Taipei Open 2019 - Hafiz Faizal Mengaku Terkendala pada Poin Akhir
Setelah itu, Park meninggalkan BAM pada 2003 karena merasa kurang mendapat wewenang untuk melaksanakan beberapa rencananya.
Kini, dia bergabung dengan tim bulu tangkis nasional Jepang sebagai pelatih kepala dan mampu mengubah tim Jepang yang relatif tidak dikenal sepuluh tahun yang lalu menjadi membahayakan dalam peta persaingan bulu tangkis dunia.
Secara kebetulan, baik Li Mao dan Yoo Yong-sung juga pernah keluar dari BAM dengan cara yang tidak baik.
Legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, mulai mengalami terobosan dalam kariernya ketika dia dipersiapkan di bawah Li Mao.
Li yang meninggalkan BAM pada 2007, berbicara dengan surat kabar Malaysia pada 2008 tentang ketidakbahagiaannya di BAM.
"Terlalu rumit untuk melatih tim Malaysia pada waktu itu. Saya lihat timnas Korea Selatan bersatu saat mengikuti turnamen di luar negeri. Tetapi, ganda dan tunggal Malaysia saling bersaing satu sama lain," aku Li saat itu.
"Mereka tidak saling mendukung. Jika tunggal berhasil, sektor ganda tidak bahagia dan sebaliknya. Itu bukan kondisi yang saya inginkan untuk bekerja lagi," ucap Li Mao.
Li Mao juga pernah mengungkapkan keinginannya untuk melatih para pemain pelapis, tetapi ditolak BAM.
"Sistem di Malaysia sulit dipercaya. Pemain dari BJSS (Sekolah Olahraga Bukit Jalil) dipromosikan menjadi pemain pelapis (di bawah Rashid Sidek). Tetapi, tidak ada yang mendukung para pemain saya."
"Di China dan Korea Selatan, seorang pelatih kepala diberikan wewenang untuk memilih pemain pelapis. Tetapi, tidak di Malaysia. Pemain pelapis seharusnya menjadi aset timnas. Namun, Saya tidak bisa memilih mereka. Sistem apa ini?" ujar Li Mao
"Bagaimana pemain pelapis dapat meningkat, jika mereka tidak berlatih dengan pemain terbaik negara. Saya memiliki Chong Wei saat itu dan saya ingin menghasilkan lebih banyak pemain top. Tetapi, saya tidak memiliki kesempatan untuk bekerja."
Di sisi lain, Yoo Yong-sung yang keluar dari BAM pada 2012 mengatakan hal yang sama kepada media Malaysia tahun itu.
Dia menilai bahwa BAM tidak mengatakan yang sebenarnya karena mengumumkan bahwa dia berhenti dari pekerjaannya karena dia tidak diberi kenaikan gaji setelah masa percobaan enam bulan.
"Itu tidak ada hubungannya dengan uang. Saya datang ke Malaysia karena hasrat saya untuk bulu tangkis dan saya menginginkan kesempatan untuk membangun karier kepelatihan saya. Tetapi, saya tidak diberi kesempatan mengasah keterampilan saya di sini."
"Saya membawa keluarga saya ke sini setelah semua janji indah dibuat untuk saya, tetapi tidak banyak yang terpenuhi," ujar Yoo.
Lebih buruk lagi, BAM bahkan menolak untuk memperpanjang visa kerjanya dan dia
keluarga pergi pada akhir Mei 2012.
Salah satu tugas Yoo adalah untuk meningkatkan permainan pasangan ganda putra, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, tetapi peraih dua medali perak Olimpiade dengan Lee Dong-soo di Sydney (2000) dan Athena (2004) jelas sangat terluka dengan bagaimana ia dan keluarganya diperlakukan di Malaysia.
Singkat cerita, BAM telah membiarkan banyak pelatih bagus pergi, termasuk Rexy Mainaky dari Indonesia.
Ironisnya, para pelatih yang telah meninggalkan BAM ini kemudian membantu negara-negara lain dan membantu mengangkat tim bulu tangkis mereka negara ke tingkat yang lebih tinggi.
Sementara itu, BAM terus membidik atau mungkin bermimpi untuk menghasilkan Lee Chong Wei berikutnya.
"Saya sangat berharap saya salah, tetapi akan bodoh untuk percaya bahwa BAM dapat menghasilkan peraih medali emas Olimpiade atau bahkan Juara Dunia dengan sistemnya saat ini."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badmintonplanet.com |
Komentar