BOLASPORT.COM - PB Djarum tetap akan berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembinaan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia.
PB Djarum telah resmi menghentikan program Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada tahun 2020 mendatang.
Hal itu terjadi setelah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengklaim adanya unsur eksploitasi anak untuk mempromosikan Djarum sebagai produk rokok.
Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan, KPAI menilai jika Djarum telah melanggar peraturan itu.
Sebelumnya, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin memastikan bahwa Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis resmi ditiadakan pada 2020.
Kendati demikian pihaknya akan tetap berkomitmen dan berkontribusi pada pembinaan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia.
Fung Permadi selaku manajer tim PB Djarum dalam konferensi pers saat Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Sabtu (7/9/) sudah mengonfirmasi hal itu.
Baca Juga: Giampaolo di AC Milan: Ubah Taktik Demi Piatek, Bingung dengan Suso
Dirinya menegaskan apapun caranya, baik melalui audisi maupun tidak, PB Djarum masih akan menjaga semangatnya untuk mencetak atlte-atlet berprestasi.
"Apapun caranya baik melalui audisi maupun tidak melalui audisi, PB Djarum masih berkomitmen untuk mencetak atlet-atlet bulu tangkis berprestasi di tingkat dunia," kata Fung Permadi, dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.
Hal itu juga diamini oleh Yoppy Rosimin jika sekolah bulu tangkis PB Djarum masih tetap hidup kendati audisi ke daerah-daerah dihentikan.
Baca Juga: Persib Miliki 7 Amunisi Baru untuk Putaran Kedua, Bek Timnas Bergabung
"PB Djarum tetap jalan terus yang hilang hanya audisinya saja," kata Yoppy Rosimin.
PB Djarum sendiri sudah dikenal sebagai salah satu klub bulu tangkis elite Indonesia.
Klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah, tersebut melahirkan sejumlah atlet olahraga tepok bulu legendaris.
Beberapa di antaranya adalah Alan Budikusuma (peraih emas Olimpiade 1992) dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (peraih emas Olimpiade 2016).
Kemudian ada Mohammad Ahsan (tiga medali emas Kejuaraan Dunia), Kevin Sanjaya Sukamuljo (juara All England Open 2017) dan Praveen Jordan (juara All England Open 2014).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar