Namun, Korea Selatan melalui Menteri Olahraga dan Pariwisata mereka, Park Yang-woo, khawatir bahwa pengibaran Bendera Matahari Terbit akan mengingatkan pada luka dan sejarah masa lalu.
Bendera Matahari Terbit ini dianggap setara dengan simbol Swastika yang digunakan oleh Nazi ketika Perang Dunia II.
Hal ini tentu bertentangan dengan semangat perdamaian yang dijunjung tinggi oleh olimpiade.
Menanggapi hal tersebut, IOC menyatakan telah menerima surat tersebut dan akan segera menindaklanjuti.
"Kami telah menyampaikan sebelumnya bahwa arena olahraga harus terbebas dari segala kepetingan politik," ujar salah satu staf IOC.
"Namun, apabila kekhawatiran muncul ketika pertandingan berlangsung, kami akan menanganinya kasus per kasus," kata dia menegaskan.
Baca Juga: Arema Tak Akan Diperkuat Tiga Pemainnya Saat Hadapi Borneo FC
Bendera Matahari Terbit bukanlah bendera nasional Jepang yang identik dengan lingkaran merah di tengah.
Bendera Matahari Terbit memuat motif bulatan merah yang diidentifikasi sebagai matahari terbit dengan enam belas garis yang memancar sebagai lambang sinarnya.
Penggunaan bendera ini telah dilarang oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
"If you use and support "Rising Sun Flag" image (which is same as "Nazi Flag"), you are telling people that you support raping and murdering girls."#Japan_RisingSunFlag pic.twitter.com/x9oEAGPIQ1
— dark side of the cool (@daum69520845) September 8, 2019
Sebelumnya, Jepang pernah diberi sanksi oleh Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) karena mengibarkan bendera tersebut selama Liga Champions AFC pada tahun 2017.
Sejauh ini, belum ada tanggapan dari Tokyo Organizing Commitee berkaitan dengan permintaan Korea Selatan tersebut.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar