Peristiwa ini sudah terjadi 3 kali sebelumnya, yakni pada start 2002-2003, 2015-2016, dan 2017-2018.
Apakah performa keren awal musim tersebut diakhiri dengan gelar juara liga? Tak satu pun.
Pada Liga Italia 2002-2003 Inter finis runner-up di bawah Juventus.
Adapun pada akhir Serie A 2015-2016 dan 2017-2018, mereka menempati peringkat 4 di klasemen akhir.
Tren performa mereka di ketiga musim itu serupa, yakni nge-gas di awal-awal, lalu menurun saat memasuki paruh musim atau menjelang etape terakhir kompetisi.
Pada start dua musim lalu, Inter malah sangat perkasa dengan memenangi 7 dari 8 pekan perdana, satu lagi berakhir imbang.
Inter asuhan Luciano Spalletti kala itu baru merasakan kekalahan di pekan ke-17 dari Udinese, 16 Desember 2017.
- Beat Leece 4-0
- Beat Cagliari 2-1
- Beat Udinese 1-0Three games, three wins for Antonio Conte's Inter.
????⚫️ pic.twitter.com/N3YN5qiMmN
— bet365 (@bet365) September 14, 2019
Selanjutnya seperti kebiasaan.
Mereka menukik drastis jelang periode Natal, Tahun Baru, hingga susah payah finis peringkat keempat lewat kemenangan dramatis di kandang Lazio pada pekan penutup.
Baca Juga: Hasil Liga Italia - Lawan 10 Pemain, Sundulan Terbang Bawa Inter Usir Juventus
Menilik sejarah, pelatih Antonio Conte menyadari pasukannya tak boleh terlalu cepat dilanda euforia start apik.
"Setiap pertandingan ialah perjuangan," katanya usai kemenangan tipis atas Udinese akhir pekan ini.
"Tapi, kami harus tetap menjejakkan kaki di bumi. Biarkan orang lain bicara. Kami harus diam dan bekerja," ujarnya dikutip BolaSport.com dari Football Italia.
View this post on InstagramJadwal pekan ke-3 Liga Italia 2019-2020. . #ligaitalia #seriea #gridnetwork
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | football-italia.net, transfermarkt.com, soccerway.com |
Komentar