Saat itu jelang akhir musim, Juventus masih unggul satu poin dari Napoli. Juventus bermain lebih dulu dan sempat tertinggal 1-2 dari Inter Milan saat laga memasuki menit ke-88 sebelum mencetak dua gol dan memenangi laga.
Para pemain Napoli melihat hal ini dari hotel tersebut karena harus berlaga kontra Fiorentina sehari setelahnya. Kini harapan mereka untuk meraih Scudetto mulai pupus.
Banyak pemain yang mengeluarkan stres mereka dengan cara menangis. Ada pula yang benar-benar kehilangan samangat. Esok harinya mereka dibantai Fiorentina 0-3.
"Saya punya banyak memori tentang Stadion Artemio Franchi," ujar Sarri.
"Sayangnya yang sekarang saya lihat paling jelas adalah yang terakhir, saya kehilangan Scudetto di sini. Saya ingin mengganti memori tersebut dengan kenangan positif."
Sayang, Sarri gagal melakukannya. Juventus bermain buruk dan harus rela hanya bermain imbang dengan skor 0-0 kontra Fiorentina. Bukan salah dia sepenuhnya memang karena Fiorentina musim ini berbeda dari musim-musim sebelumnya.
Sarri baru berusia dua tahun pada 1961 saat remaja berusia 12 tahun yang merupakan fan Juventus datang dari Amerika Serikat. Ia bernama Rocco Comisso, pria yang saat ini jadi orang terkaya ke-424 di dunia versi Forbes dan juga pemilik Fiorentina.
Musim panas ini ia jadi pemilik baru dan langsung menimbulkan harapan anyar. Salah satu hal pertama yang ia lakukan adalah menahan Federico Chiesa, bintang masa depan timnas Italia, dari cengkraman Juventus. Hal yang berhasil ia lakukan.
Selain itu ia menambah kekuatan dengan mendatangkan nama-nama besar seperti Franck Ribery, Kevin-Prince Boateng, hingga Erick Pulgar yang jadi sasaran banyak klub besar.
Baca Juga: VIDEO - Passing Sembrono De Ligt Nyaris Bikin Juventus Kalah
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar