Pernat mengatakan Marquez takkan menang jika insiden itu tak terjadi.
"Marquez ingin menjawab kejadian pada kualifikasi dengan performa saat balapan. Dia pasti sangat marah dan ingin menang," kata Pernat.
"Jika bukan karena kejadian tersebut Marquez akan kalah untuk ketiga kali berturut-turut. Marquez ingin menebus insiden dengan Rossi dan dia berhasil melakukannya."
Marc Marquez finis terdepan setelah berhasil menyalip Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) pada putaran terakhir balapan.
Quartararo hampir dapat mengambil alih posisinya, namun tertahan karena Marquez melambatkan motor secara tiba-tiba di sebuah tikungan.
Baca Juga: Hasil China Open 2019 - Lin Dan Telan Kekalahan Keempat dari Kento Momota
Pembalap tim satelit itu harus puas hanya menjadi runner-up. Meski begitu, pencapaiannya lebih baik dari pada dua pembalap tim pabrikan Yamaha.
Quartararo finis di depan Maverick Vinales dan Valentino Rossi yang masing-masing finis di posisi ketiga dan keempat.
Karena prestasinya itu, Quartararo mendapat pujian dari Pernat.
"Quartararo sudah mengambil alih posisi [Maverick] Vinales sebagai pembalap nomor satu di hierarki Yamaha," tutur mantan manajer Andrea Iannone itu.
"Vinales kurang berkonsentrasi pada balapan dan kehilangan lima detik. Hal itu yang jadi kelemahannya pada perebutan titel," ucap Pernat.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar