BOLASPORT.COM - Juventus sepertinya harus berbenah soal bola mati andai ingin melaju jauh di Liga Champions musim ini.
Bertandang ke markas Atletico Madrid, Wanda Metropolitano, Juventus bermain imbang 2-2 melawan tuan rumah.
Pada laga yang dihelat Kamis (19/9/2019) dini hari WIB tersebut, Juventus sebenarnya sudah unggul terlebih dahulu.
Wakil dari Italia itu mencetak gol melalui sontekan kaki kiri Juan Cuadrado pada menit ke-48 dan sunsulan Blaise Matuidi (65').
Meski sudah unggul terlebih dahulu, tuan rumah akhirnya bisa menyamakan kedudukan.
Dua gol yang dicetak Atletico memiliki persamaan, keduanya dicetak lewat situasi bola mati.
Stefan Savic (70') dan Hector Herrera (90') membobol gawang Juventus lewat sundulan kepala mereka.
Jika ditilik lebih jauh ke belakang, situasi bola mati memang seperti menjadi momok tersendiri bagi Juventus.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cuma Percaya 4 Orang di Dunia, Siapa Saja?
Pada laga ini Stefan Savic mencetak gol balasan saat Atletico mendapat tendangan bebas.
Tendangan bebas diarahkan ke Jose Gimenez yang kemudian menyundul bola ke arah Savic di tiang jauh.
Sedangkan gol Herrera berasal dari sepak pojok yang diberikan Kieran Trippier.
Dilansir BolaSport.com dari catatan Opta, dari 12 kebobolan gol terakhir, 9 berasal dari situasi bola mati.
Artinya, 75 persen kebobolan Si Nyonya Tua tak berawal dari pertahanan saat open-play.
Bahkan tiga gol terakhir yang bersarang di gawang mereka berasal dari sundulan.
Sebelum dua gol sundulan semalam, gol yang membuat mereka tersingkir musim lalu juga merupakan sundulan.
Berlaga di kandang saat itu, Juventus tersingkir setelah Ajax Amsterdam mencetak gol sundulan lewat Matthijs de Ligt.
Hal ini tampaknya juga jadi perhatian serius pelatih mereka, Maurizio Sarri. "Sangat mengecewakan, karena Atletico mencetak gol melalui situasi yang sangat bisa diprediksi, tetapi kami tak siap untuk hal itu," ujar Sarri.
Baca Juga: VIDEO - Cristiano Ronaldo Kelabui 6 Pemain Atletico Madrid dalam 4 Detik
"Cara paling mudah memang berganti ke man-marking, tetapi saya pikir itu tak masuk akal."
"Kami perlu lebih agresif saat bola mati. Atletico sangat bagus di udara, tetapi bolanya sebenarnya tak terlalu berbahaya dan kami terlalu pasif. Sebenarnya bisa dihindari."
"Jika kami hanya pasif melihat bola, maka kami juga akan pasif jika berganti ke man-marking. Hal itu bisa berbuah penalti untuk lawan."
"Kami harus berkerja meningkatkan pertahanan saat situasi bola mati," tutur sang pelatih lagi.
Musim lalu dari 10 laga yang mereka jalani di Liga Champions, Juventus kebobolan 9 gol.
Mereka sempat mengawali musim dengan baik, tak kebobolan pada tiga laga perdana grup.
Keadaan berubah pada matchday keempat saat mereka kalah dari Manchester United 1-2.
Kemudian mereka kalah lagi 1-2 dari Young Boys pada hari terakhir babak grup.
Memasuki babak gugur, Juventus sempat kebobolan dua gol kala bertandang ke markas Atletico Madrid.
Kemudian pada babak delapan besar, Juve kebobolan satu gol saat di kandang Ajax dan dua gol di kandang sendiri.
Baca Juga: Tak Mau Oper Cristiano Ronaldo, Higuain Trending Topic Dunia karena Dihujat
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | OptaPaolo |
Komentar