Baca Juga: Maldini Sebut Giampaolo Punya Kesamaan dengan Arrigo Sacchi
"Saya kira reaksi saya terlalu berlebihan. Saya masih harus banyak belajar soal ini," tutur Leclerc dikutip Bolasport.com dari Crash.
"Sama sekali tidak perlu untuk menjadi demikian. Tim saya telah melakukan hal yang tepat dan kami mampu finis di posisi 2 besar. Hasil yang sama tidak akan kami capai dengan strategi lain," kata dia melanjutkan.
Leclerc juga tak menampik bahwa tensi tinggi yang terjadi sepanjang balapan adalah penyebab utama reaksinya tersebut.
"Sulit untuk tetap menjaga pikiran saat Anda sedang berada di dalam mobil, ketika adrenalin Anda sedang tinggi," ujar dia.
"Saya bangun tidur dengan berpikir soal kemenangan. Saya juga pergi tidur dengan pikiran yang sama. Jadi, akan sulit untuk tetap kalem," tutur Leclerc.
"Saya hanya perlu lebih mengendalikan diri. Mungkin saya akan lebih memilih untuk diam," kata pembalap yang baru berusia 21 tahun ini.
All the facts and figures about this weekend's #RussianGP ???????? #F1 pic.twitter.com/1b3k65BsaS
— Formula 1 (@F1) September 26, 2019
Lebih lanjut, juara dunia Formula 2 2017 itu mengaku siap untuk kembali bangkit pada GP Rusia 2019 yang akan bergulir akhir pekan ini.
Seri balap ke-15 F1 2019 tersebut akan menjadi ujian tersendiri bagi tim Ferrari yang tampil memukau dalam tiga balapan terakhir yakni GP Belgia, GP Italia, dan GP Singapura.
Baca Juga: Pemain Vitesse Arnhem Turut Doakan Bencana Gempa yang Menimpa Ambon
Sejauh ini, skuad Maranello belum pernah menorehkan kemenangan pada balapan yang digelar di Sochi Autodrom tersebut.
Sejak digunakan untuk menggelar balapan F1 pada musim 2014, tim Mercedes adalah penguasa mutlak Sochi Autodrom dengan memenangi lima balapan secara beruntun.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | crash.net |
Komentar