Inspire mengerti benar bahwa Indonesia cinta akan sepak bola dan oleh karena itulah sepak bola adalah alat yang ampuh untuk membuat sebuah perubahan sosial di
dalam masyarakat Indonesia.
Inspire percaya melalui sepakbola kita bisa melihat Indonesia yang lebih cerah dan lebih aman untuk semua.
Inspire adalah LSM sepak bola yang berfokus pada pengembangan skill sepak bola, karakter dan isu-isu sosial di Indonesia dan selama dua tahun terakhir
Inspire telah dinominasikan untuk penghargaan Beyond Sport kategori "Sport for Peace and Social Justice".
"Ini adalah proyek paling menarik dan menantang yang pernah kami lakukan di Inspire. Dengan menggunakan jaringan kami dan mitra jangka panjang kami siap untuk
mengatasi satu dari masalah terbesar Indonesia, kekerasan berbasis gender. Setiap perempuan memiliki hak untuk tidak hidup dalam ketakutan dan kami ingin melakukan bagian kami dalam membagikan pesan Pledge United kepada generasi berikutnya."
Jonathan Hamilton, Pendiri Inspire Indonesia, UEFA A
"Kolaborasi Kalyana Shira Foundation dengan Inspire adalah upaya kami untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan melalui penceritaan menggunakan media audio visual, yang adalah salah satu alat yang efektif di era digital."
Nia Dinata, Sutradara FIlm di Indonesia, pemenang penghargaan, pendiri Kalyana Shira Foundation.
"Saya sangat mendukung program Pledge United, karena sejauh ini banyak sekali program yang berfokus pada perempuan, namun justru tidak pada laki-laki sebagai
pencegahan kasus kekerasan berbasis gender. Kuncinya adalah perspektif, saya harap dengan training coaches, coaches melatih para remaja pria bisa mengubah perspektif,
bahwa pria harus peduli, respek dan melindungi perempuan."
Indriyati Suparno, Komisioner Komnas Perempuan.
"Gender equality is required for much else: stability, social cohesion & economic development. Through football, we expect thousands of teenage boys to take a pledge againts gender-based violence in Indonesia."
Ardi Stoios-Braken, Deputy Head of Mission NL Embassy Jakarta
Editor | : | Firzie A. Idris |
Komentar