Kedua pembalap Yamaha ini bahkan mengaku harus bermain "keroyokan" jika ingin memenangi pertarungan dengan Marquez.
"Vinales dan saya harus menggunakan stratregi yang sama," ujar Quartararo, dikutip Bolasport.com dari Tuttomotoriweb.com.
"Kami harus mendapat keunggulan sejak awal race. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan jarak dari motor-motor yang memiliki kelebihan di trek lurus, seperti Ducati dan Honda," kata Quartararo lagi.
Pernyataan Quartararo ini kemudian diamini oleh Vinales.
Pembalap berjulukan Top Gun ini menilai dia harus bersaing di grup kecil jika ingin mengalahkan Marquez.
"Sangat penting untuk tancap gas sejak awal dan membentuk grup kecil. Jika tidak, akan sulit untuk melepaskan kejaran dari pembalap Ducati," ujar Vinales.
Strategi tersebut hampir membuahkan hasil pada balapan di Sirkuit Buriram kemarin.
Hingga setidaknya lap ke-6, trio Quartararo-Marquez-Vinales dapat membuat gap dari para pembalap lain.
Baca Juga: Bos Repsol Honda: Kami Berencana, The Baby Alien yang Menentukan
Namun, kegagalan Maverick Vinales untuk mempertahankan posisi membuat Fabio Quartararo harus berjuang sendirian melawan Marc Marquez.
Akhirnya, Marquez pun berhasil keluar sebagai pemenang saat menyalip Quartararo di lap terakhir.
Seperti yang sudah diprediksikan, motor YZR-M1 yang dikendarai Quartararo takluk di trek lurus.
Para pembalap Yamaha pun harus menunggu hingga setidaknya seri balapan selanjutnya untuk menguji kejituan strategi tersebut.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | tuttomotoriweb.com |
Komentar