"Jelas bahwa mereka memperlambat saya, motor saya benar-benar tidak bekerja sama sekali," sambung Krummenacher menambahkan.
Tudingan Krummenacher bukannya tak berdasar.
Pembalap berusia 29 tahun itu menilai bahwa Evan Bros. lebih menganakemaskan rekan setimnya, Federico Caricasulo, untuk menjadi juara.
"Mereka ingin membuat Caricasulo menang. Saya tak pernah memiliki motor sepelan ini. Saya sangat kesal," ujar Krummenacher melanjutkan.
P7 today at @circuitovillicumsj The set-up of my bike was perfect and I didn’t make any mistakes but my engine was very slow and this didn’t allow me to stick with those immediately ahead of me #argworldsbk #supersport #yamaharacing #yamahar6 pic.twitter.com/q3HT7I381Z
— Randy Krummenacher (@Krummenator) 13 Oktober 2019
Baca Juga: Bertindak Ngawur Saat Balapan, Pembalap Ferrari Banjir Hukuman
Caricasulo merupakan pesaing terdekat Krummenacher di tabel klasemen. Finis kelima di Villicum membuatnya kini hanya terpaut delapan poin dari Krummenacher.
Dengan satu seri tersisa pada ajang World Superbike, kedua pembalap Evan Bros. masih memiliki peluang untuk merebut trofi juara dunia.
Adapun Kepala Tim Evan Bros, Fabio Evangelista, dalam pernyataan resmi menyebut tuduhan Krummenacher tidak berdasar.
Evangelista menegaskan bahwa timnya berusaha bersikap adil terhadap kedua pembalapnya karena menginginkan gelar juara.
"Kami berharap bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera, menyediakan bukti lebih lanjut untuk membuktikan itikad baik yang sangat kami yakini," tulis Evangelista.
Balapan seri terakhir World Superbike musim 2019 akan dihelat di Sirkuit Internasional Losail, Qatar, pada 26 Oktober mendatang.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Denmark Open 2019 di TVRI, Mulai Hari Kamis
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | bikesportnews.com |
Komentar