BOLASPORT.COM - Pembalap Ferrari, Sebastian Vettel, meyakini balapan Formula 1 alias F1 harus kembali menggunakan tradisi pengibaran chequered flag pada saat finis untuk menghindari kebingungan para pembalap.
Argumen Sebastian Vettel ini disampaikan setelah dia melakoni balapan GP Jepang 2019 di Sirkuit Suzuka, akhir pekan lalu.
Vettel hanya bisa menjadi runner-up meski memulai balapan dari posisi terdepan.
Baca Juga: Jadwal Denmark Open 2019 - 8 Wakil Mulai Berjuang pada Hari Pertama
Kesalahan saat start membuat posisi terdepannya itu langsung disalip Valtteri Bottas dari tim Mercedes yang memulai lomba dari urutan ketiga.
Meski sepanjang balapan pergantian posisi terus berganti, pada akhirnya Vettel tetap finis di urutan kedua.
Sementara itu, Bottas memenangi balapan keduanya sepanjang musim F1 2019.
Terkait dengan akhir balapan GP Jepang tahun ini yang sempat membingungkan para pembalap, Vettel meyakini F1 harus kembali menggunakan tradisi pengibaran chequered flag ketimbang hanya mengandalkan pemakaian sistem elektronik.
Dilansir BolaSport.com dari Crash, sebuah kesalahan sistem mengakibatkan balapan di Suzuka tersebut sempat disebut "selesai" satu lap lebih awal dari 53 putaran yang dijadwalkan.
Hal ini kemudian membuat para pembalap dan juga tim kebingungan.
FIA pun kemudian melakukan penyelidikan atas kesalahan sistem itu.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Jepang 2019 - Marc Marquez Siap Lanjutkan Pesta
Sebetulnya, selain memakai sistem elektronik, kubu F1 mengaku masih mengibarkan chequered flag saat pembalap pertama berhasil melintasi garis finis.
Namun, Vettel mengatakan bahwa dia kesulitan untuk melihat "finis" versi elektronik di Jepang.
"Saya pikir, dari sudut pandang pembalap, jelas sekali bahwa tidak ada chequered flag," ucap Vettel.
"Kami punya pit board yang memberi kami informasi balapan di setiap lap, kami juga bisa melihat di dashboard berapa lap lagi balapan akan berlangsung. Saya melihat masih ada satu lap lagi, lalu saya menerima informasi di radio kalau putaran itu adalah yang terakhir".
"Jelas, ada kebingungan di pit wall," tutur Vettel lagi.
Sistem elektronik untuk menghitung jumlah lap berjalan mulai diperkenalkan sejak insiden chequered flag yang terjadi pada GP Kanada 2018.
Kala itu, model Winnie Harlow yang diberi tugas mengibarkan chequered flag melakukan kesalahan fatal dengan mengibarkan bendera tersebut satu lap lebih awal.
Menanggapi hal ini, Sebastian Vettel menilai bahwa kesalahan yang terjadi pada balapan GP Kanada 2018 lebih manusiawi ketimbang sekarang.
Baca Juga: Susy Susanti Puas dengan Pencapaian Indonesia pada Kejuaraan Dunia Junior 2019
"Kami punya masalah di Kanada setahun lalu, saat chequered flag berkibar lebih awal. Sekarang, seperti yang saya pahami, waktu pengibaran lebih menentukan," ucap dia.
"Jadi, kalau Anda harus memilih satu dari dua kesalahan, tidak penting yang mana. Saya pikir, bagi kami para pembalap, yang penting adalah jika kami melihat chequered flag, maka balapan tidak boleh dilanjutkan," kata Vettel lagi.
Kegagalan Sebastian Vettel memenangi balapan GP Jepang 2019 memastikan persaingan meraih gelar juara dunia pembalap F1 2019 hanya menyisakan dua pembalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas.
Sementara itu, gelar juara dunia konstruksi dipastikan sudah menjadi milik Mercedes.
Baca Juga: Hasil Undian Wakil Indonesia pada Denmark Open 2019 - Marcus/Kevin dan Kans Pertahankan Gelar
Hingga GP Jepang 2019 tuntas digelar, Mercedes mengoleksi 612 poin, sedangkan pesaing terdekat mereka, Ferrari, baru mengantungi 433 poin.
Sementara itu, pada klasemen pembalap, Hamilton menempati urutan teratas dengan koleksi 338 poin, sedangkan Bottas yang ada di peringkat kedua punya 274 poin.
Adapun Sebastian Vettel masih tertahan di posisi kelima dengan raihan 212 poin.
Dia kalah dari rekan setimnya, Charles Leclerc, yang berada di peringkat ketiga dengan koleksi 221 poin.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | crash.net |
Komentar