Dalam suartnya, Spadafora mempertanyakan apakah pantas menggelar laga terbesar sepak bola dengan kondisi Turki saat ini.
"Kami tahu apa yang terjadi di Suriah tak akan berhenti dengan tak jadi menggelar final Liga Champions di Turki, tetapi kita semua paham betapa pentingnya (politis, media, ekonomi, kultural) salah satu laga terbesar di dunia olahraga ini," tulis Spadafora dalam suratnya.
UEFA memang enggan berkomentar soal ini, tetapi ada satu jawaban yang muncul dari Wakil Presiden UEFA, Michele Uva.
Uefa says it will investigate a military salute given by Turkey footballers after Cenk Tosun scored against Albania on Friday.
In full: https://t.co/OV8oX9p6dh pic.twitter.com/XOj1kpzYHM
— BBC Sport (@BBCSport) October 14, 2019
Uva menganggap bahwa terlalu dini membicarakan hal tersebut dan sanksi yang bisa dijatuhkan, dilansir BolaSport.com dari AP News.
Akan tetapi, ia mengatakan bahwa situasi akan dievaluasi saat Komite Eksekutif UEFA bertemu pada Desember mendatang.
Mulai 9 Oktober lalu, militer Turki bersama tentara nasional Suriah melakukan operasi militer di daerah timur laut Suriah.
Mereka berhadapan dengan kelompok demokratis Suriah yang dianggap teroris oleh pemerintahan Turki.
Pada jeda Internasional lalu, suporter dan para pemain timnas Turki sempat melakukan hormat militer di stadion.
UEFA sudah melakukan investigasi untuk melihat apakah mereka harus memberikan hukuman pada Turki atau tidak.
Baca Juga: Alexis Sanchez Cedera, Conte Percaya Striker Muda Inter Milan
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | AP News |
Komentar